Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana pendapatan tetap dinilai masih akan prospektif didukung oleh sentimen global seperti Pilpres AS dan kebijakan suku bunga The Fed selama sepekan ke depan.
Kendati demikian, berdasarkan sumber Infovesta Utama, kinerja reksa dana saham yang diilustrasikan dalam Infovesta 90 Equity Fund Index mencatatkan kenaikan tertinggi di antara semua jenis produk reksa dana, dengan kenaikan sebesar 4,48 persen secara bulanan.
Hal ini sejalan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan yang sudah menguat 5,3 persen pada periode 30 September hingga 30 Oktober 2020.
Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan produk reksa dana Panin AM yang mencatatkan kinerja paling baik adalah reksa dana pendapatan tetap dan campuran yang komposisinya lebih banyak pada obligasi secara year-to-date.
“Tren penurunan dan suku bunga rendah menjadi penunjang utama faktor tersebut,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (2/11/2020).
Rudiyanto mengungkap, sejauh ini, instrumen reksa dana yang mendapatkan dampak positif secara langsung akibat dari kebijakan suku bunga The Fed dan sentimen Pemilu Presiden AS adalah jenis reksa dana berbasis obligasi.
“Untuk reksa dana berbasis saham, memang mendapat efek positif, tapi suku bunga hanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi,” tuturnya.
Rudiyanto menyebutkan terdapat faktor lainnya dan terkadang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kinerja reksa dana seperti laporan keuangan, data ekonomi, sentimen pilpres, UU Omnibus law, dan sebagainya.
Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan selama bulan Oktober lalu, Avrist AM mencatat bahwa reksa dana indeks LQ45 menunjukkan imbal hasil paling tinggi di antara semua jenis produk reksa dana milik Avrist.
“Reksa dana indeks LQ45 [mencatat performa terbaik] dengan kinerja [imbal hasil positif] 7,17 persen dari akhir September 2020 ke 27 Oktober 2020,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (2/11/2020).
Performa positif reksa dana indeks LQ45 juga diikuti kinerja reksa dana saham Avrist Blue Safir dengan penguatan 6,91 persen dan reksa dana indeks IDX30 dengan kenaikan 6,72 persen dalam selama sebulan terakhir.
Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara atau SBN yakni Avrist Prime Bond Fund memberikan imbal hasil 1,5 persen pada bulan Oktober.
“Namun kalau melihat kinerja year-to-date, [produk] reksa dana pendapatan tetap berbasis SBN yaitu ETF Avrist Fixed Rate 1 dan Avrist Bond Fund memiliki kinerja paling tinggi masing-masing sekitar 7,4 persen tahun ini,” sambungnya.
Menurutnya, selain dari imbal hasil SBN di Indonesia yang masih menarik dibandingkan dengan negara maju, hal ini didukung oleh kenaikan harga SBN jangka waktu 5 tahun, rendahnya inflasi, dan stimulus moneter yang pada akhirnya mendorong permintaan SBN dari bank komersial dan Bank Indonesia.
Ia mengamati bahwa kinerja rupiah juga cukup stabil belakangan ini sehingga menarik arus dana asing masuk ke dalam negeri yang juga diikuti dengan suku bunga The Fed yang diprediksi akan tetap rendah sampai 2022.
“Sehingga memberi ruang untuk kinerja positif bagi reksa dana pendapatan tetap terutama yang portofolionya SBN jangka waktu 5-10 tahun yang masih agak undervalue,” terangnya.
Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap Prospektif
Kinerja reksa dana pendapatan tetap dinilai masih akan prospektif didukung oleh sentimen global seperti Pilpres AS dan kebijakan suku bunga The Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ria Theresia Situmorang
Editor : Hafiyyan
Konten Premium