Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Perkasa Jelang Pilpres AS, Bursa Asia Ditutup Variatif

Pada penutupan perdagangan hari ini indeks Topix Jepang turun 0,3 persen, indeks Shanghai Composite naik 0,5 persen, indeks Kosdaq naik 2,87 persen, dan Kospi naik 0,62 persen.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia ditutup variatif pada perdagangan Rabu (28/10/2020) di tengah kekhawatiran pasar tentang dampak pandemi yang memburuk pada aktivitas ekonomi di beberapa bagian dunia dan sentimen penguatan dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan hari ini indeks Topix Jepang turun 0,3 persen, indeks Shanghai Composite naik 0,5 persen, indeks Kosdaq naik 2,87 persen, dan Kospi naik 0,62 persen.

Volatilitas pasar saham terpantau tetap tinggi karena kemungkinan penggelontoroan paket stimulus AS sebelum pemilihan presiden pada minggu depan telah memudar.

Selain itu, para analis juga telah memperingatkan investor agar tidak mengasumsikan bahwa Joe Biden akan mengalahkan Presiden Donald Trump. Hal itu telah membuat dolar AS menguat.

Tercatat, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 0,2 persen ke level 93,127.

Laura Fitzsimmons, direktur eksekutif penjualan makro JPMorgan Australia, mengatakan bahwa pihaknya telah memperingatkan investor selama beberapa hari terakhir khususnya untuk mungkin mengurangi sedikit posisi risk on.

“Seperti yang Anda lihat, peluang mulai berkurang sedikit untuk Biden menang dalam pemilu ini, mungkin itu terus berlanjut. Kita semua ingat empat tahun lalu ketika pasar sangat terkejut, ketika secara mengejutkan Donald Trump menang dalam pemilu,” ujar Fitzsimmons, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (28/10/2020).

Di sisi lain, investor mempertimbangkan laporan kepercayaan konsumen AS yang lebih buruk daripada perkiraan pasar yang dirilis pada Selasa (27/10/2020). Selain itu, data menunjukkan rawat inap pasien Covid-19 naik setidaknya 10 persen dalam seminggu terakhir di 32 negara bagian AS.

Di China, indikator yang dipantau oleh Bloomberg menunjukkan pemulihan terus menunjukkan sinyal beragam tetapi tetap stabil secara luas pada Oktober.

Di Eropa, Kanselir Jerman Angela Merkel mengusulkan penutupan bar dan restoran selama sebulan di tengah pembatasan yang lebih ketat di seluruh Benua Eropa seiring dengan sinyal penyebaran gelombang kedua Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper