Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Kasus Covid-19 dan Stimulus AS Bawa Bursa Asia ke Zona Merah

Indeks Kospi Korea Selatan ditutup di zona merah setelah turun 0,8 persen. Koreksi terbesar di wilayah Asia terjadi pada indeks S&P/ASX 200 Australia  yang anjlok 1,7 persen.
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia menurun di tengah kekhawatiran meningkatnya kasus virus corona akan merugikan ekonomi global dan redupnya prospek bantuan fiskal dari Washington sebelum pemilihan presiden.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (27/10/2020), indeks Kospi Korea Selatan ditutup di zona merah setelah turun 0,8 persen. Koreksi terbesar di wilayah Asia terjadi pada indeks S&P/ASX 200 Australia  yang anjlok 1,7 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong dan Topix Jepang turut mencatatkan rapor negatif dengan koreksi masing-masing sebesar 0,8 persen dan 0,1 persen.

Investor tetap fokus pada prospek kesepakatan stimulus AS, bahkan ketika waktu habis untuk menyelesaikan paket bantuan sebelum Pilpres pada 3 November.

Di sisi lain, infeksi virus di AS telah mencapai rekor dalam beberapa hari terakhir. Eropa mengambil langkah lebih dekat ke aturan ketat yang diberlakukan selama gelombang awal pandemi. Para pejabat berjuang untuk mendapatkan kembali kendali atas penyebaran sambil menghadapi oposisi yang semakin besar terhadap pembatasan.

Chief Asia Market Strategist di JPMorgan Asset Management mengatakan, para investor sebaiknya menunggu kejelasan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat. Pasalnya, potensi optimisme pasar terkait kejelasan stimulus dapat berkurang mendekati hari pemilihan presiden.

“Kenaikan angka kasus positif virus corona di AS dan Eropa juga mempengaruhi sentimen pasar,” ujarnya.

Di Washington, Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin kembali berusaha untuk mendamaikan perbedaan pada paket bantuan virus. Perbedaan antara kedua belah pihak "telah menyempit," tetapi "semakin menyempit, semakin banyak kondisi yang muncul di sisi lain," kata penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow kepada wartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper