Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Gerogoti Keuangan, Pefindo: Perusahaan Properti Paling Terdampak

Analis Pefindo Niken Indriarsih mengatakan perusahaan sektor properti memang terbilang paling berdampak signifikan secara keuangan meski bukan berarti terdapat potensi gagal bayar kewajiban utang ke depan.
Logo PT Pemeringkat Efek Indonesia./Pefindo
Logo PT Pemeringkat Efek Indonesia./Pefindo

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat Pefindo berpendapat bahwa kinerja keuangan perusahaan sektor properti berisiko paling tinggi terdampak akibat pandemi Covid-19.

Analis Pefindo Niken Indriarsih mengatakan perusahaan sektor properti memang terbilang paling berdampak signifikan secara keuangan meski bukan berarti terdapat potensi gagal bayar kewajiban utang ke depan.

“Bukan berarti akan gagal bayar semuanya perlu dilihat lagi refinancing risk-nya apakah ada utang yang akan jatuh tempo dan bagaimana kondisi likuiditas dan akses ke perbankan atau grupnya,” ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (22/10/2020).

Namun, dia menilai kinerja keuangan sektor properti sebenarnya bisa membaik dibandingkan dengan semester I/2020 dengan berbagai pertimbangan meski kemungkinan besar belum kembali ke kondisi sebelum adanya pandemi.

“Bila kondisi ekonomi pulih lebih cepat disertai pemulihan daya beli dan peningkatan marketing sales, kinerja sektor properti bisa membaik,” sambungnya.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Pefindo mencatat aksi pemeringkatan didominasi oleh penurunan rating dan perubahan outlook menjadi negatif dengan tingkat risiko gagal bayar (default rate) juga naik.

Tercatat, default rate untuk perusahaan penerbit dengan peringkat A dan BBB masing-masing naik 5,88 persen dan 7,69 persen. Adapun hingga Agustus 2020, peringkat awal AAA belum pernah mengalami gagal bayar.

Sementara itu, untuk instrumen surat utang, tingkat risiko gagal bayar untuk obligasi dengan peringkat A meningkat 2,80 persen dan obligasi peringkat BBB meningkat 6,61 persen. Sebaliknya, obligasi peringkat AA turun 0,34 persen.

Lembaga tersebut juga memberi catatan bahwa total nilai outstanding surat utang hingga September 2020 mencapai Rp418,21 triliun dari 135 perusahaan penerbit. Adapun, sebanyak 7 diantaranya memiliki risiko sangat tinggi dengan outstanding Rp13,78 triliun.

Kemudian, mayoritas perusahaan yakni 40 persen dari jumlah tersebut atau 54 perusahaan dengan outstanding Rp183,06 triliun, berasal dari di sektor yang memiliki dampak tinggi akibat pandemi Covid-19. Lebih lanjut, sebanyak 39,3 persen lainnya atau 53 perusahaan senilai Rp139,21 triliun memiliki risiko sedang atau moderat.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper