Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pajak 0 Persen Ditolak Sri Mulyani, Bagaimana Prospek Emiten Otomotif?

Pajak nol persen untuk kendaraan bermotor baru yang diusulkan Menteri Perindustrian ditolak oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Emiten otomotif kini fokus menggenjot penjualan hingga akhir 2020.
Pengunjung memadati pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung memadati pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com,JAKARTA — Usulan relaksasi pajak pembelian mobil baru tidak mendapat lampu hijau dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Emiten sektor otomotif kini berpacu menggenjot penjualan pada sisa periode 2020.

Sektor otomotif beberapa waktu lalu sempat mendapatkan angin segar. Pasalnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan telah mengusulkan relaksasi pajak pembelian mobil baru.

Agus mengatakan telah mengusulkan relaksasi pajak penjualan (PPn) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) kepada Menteri Keuangan. 

Selain itu, pihaknya menyatakan telah mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri agar merelaksasi bea balik nama (BBN) dan pajak kendaraan bermotor serta pajak progresif.

Sayangnya, usulan itu ditampik oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurutnya, pemerintah sedang fokus untuk mengoptimalkan paket insentif yang telah dikeluarkan untuk semua pelaku industri.

Dalam paparanya Senin (19/10/2020), Sri Mulyani menyatakan tidak mempertimbangkan untuk memberikan pajak mobil baru 0 persen. Menurutnya, pemerintah mencoba memberikan dukungan kepada sektor industri secara keseluruhan.

Seiring dengan kabar itu, saham-saham emiten sektor otomotif parkir di zona merah pada akhir perdagangan Senin (19/10/2020).

Emiten suku cadang Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), terkoreksi 0,57 persen ke level Rp870. Sementara itu, induk usaha PT Astra International Tbk. (ASII) masih mampu menguat 1,42 persen ke level Rp5.000.

Di lain pihak, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) parkir dengan koreksi 0,70 persen ke level Rp710 pada penutupan Senin (19/10/2020). Padahal, emiten afiliasi Grup Salim itu mengawali sesi dengan menguat 5 poin ke level Rp720.

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) juga terkoreksi 2,81 persen ke level Rp346. Emiten otomotif milik PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. itu juga menjadi sasaran jual asing dengan net sell Rp5,68 miliar.

Di sisi lain, emiten diler PT Tunas Ridean Tbk. (TURI) masih mampu mencetak kenaikan harga 4,62 persen ke level Rp1.360. Pencapaian serupa dibukukan oleh PT Bintang Oto Global Tbk. (BOGA) yang naik 2,22 persen ke level Rp1.380.

Analis PT Panin Sekuritas Tbk. Nico Laurens menilai penolakan usulan relaksasi pajak berdampak negatif terhadap sektor otomotif. Pasalnya, penurunan harga berpeluang memulihkan volume penjualan.

“Kalau lihat rilis data September 2020 kemarin, itu penjualan baru setengah dari penjualan normalnya. Apalagi, masih banyak agenda otomotif yang mundur tahun depan” ujarnya kepada Bisnis, Senin (19/10/2020).

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil domestik sebanyak 372.046 unit sampai dengan September 2020. Realisasi itu belum mencapai separuh pencapaian total 1,03 juta unit sepanjang 2019.

Analis PT Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami mengatakan pemulihan sektor otomotif belum tentu terdongkrak seketika dengan merelaksasi pajak menjadi 0 persen. Dia menilai pemulihan penjualan otomotif secara bulanan sudah tampak meski  meski secara tahunan masih terjadi kontraksi.

“Karena sifatnya discretionary, penjualan otomotif biasanya sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto [PDB]. Overall, tidak berdampak banyak penolakan oleh Menkeu ini,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper