Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Kompak Dibuka Melandai Mengikuti Tren Bursa AS

Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,26 persen diikuti dengan indeks KOSPI Korea Selatan yang juga merosot 0,21 persen hingga pukul 07.15 WIB.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia dibuka melemah pada Kamis (15/10/2020) mengikuti tren pada bursa Amerika Serikat setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin memperkecil kemungkinan pencapaian kesepakatan mengenai stimulus sebelum pemilu bulan depan.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (15/10/2020), indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,26 persen diikuti dengan indeks KOSPI Korea Selatan yang juga merosot 0,21 persen hingga pukul 07.15 WIB.

Di sisi lain indeks futures Hang Seng Hong Kong juga terpantau melemah 0,87 persen sementara indeks futures S&P 500 Amerika Serikat berfluktuasi setelah ditutup melemah pada perdagangan kemarin akibat banyaknya investor yang melepas saham perbankan.

Saham Wells Fargo & Co dan Bank of America Corp jatuh setelah merilis data keuangan yang mengecewakan investor, sementara saham Goldman Sachs Group Inc. unggul setelah data menunjukkan kinerjanya melampaui ekspektasi.

Nilai ekuitas China berada pada titik tertinggi sepanjang masa usai Mnuchin mengatakan kesepakatan mengenai stimulus akan sulit tercapai sebelum pemilu terlaksana.

Pernyataannya muncul setelah serangkaian diskusi dengan Ketua DPR Nancy Pelosi yang pada akhirnya gagal mencapai kesepakatan. Sementara Mnuchin berharap dukungan bipartisan untuk gagasan terbaru Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell - pemungutan suara pada RUU minggu depan untuk membantu bisnis kecil - sedangkan pemimpin Demokrat sekarang tidak berminat untuk mengambil tindakan.

Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management mengatakan hal ini seperti drama yang berkelanjutan.

“Perubahan terbaru yang saya dengar adalah tidak ada yang akan dilakukan sampai pemilihan umum. Itulah mengapa saya pikir pasar melepas [saham]," ungkapnya seperti dikutip Bisnis dari Bloomberg, Kamis (15/10/2020).

Sementara itu, calon Presiden AS Joe Biden pada Rabu (14/10/2020) membantah laporan New York Post yang mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan seorang pejabat senior dari sebuah perusahaan energi Ukraina yang menjadi pusat kontroversi pemecatan jaksa yang menyelidiki perusahaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper