Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Stimulus AS Belum Jelas, Bursa Asia Melemah

Investor menantikan musim laporan keuangan untuk sebagai katalis pasar saham di tengah menipisnya prospek stimulus ekonomi sebelum pemilihan presiden AS bulan depan.
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemahpada perdagangan hari ini, Rabu (14/10/2020), seiring dimulainya musim laporan pendapatan AS dan tidak ada tanda-tanda kejelasan dari kebuntuan atas stimulus fiskal AS.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Shanghai Composite melemah 0,56 persen, indeks Topix Jepang melemah 0,32 persen, sedangkan indeks Kospi ditutup melemah 0,94 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng terkoreksi tipis 0,04 persen, sedangkan indeks BSE Sensex India melemah 0,72 persen. Adapun, indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,3 persen.

Sementara itu, kontrak berjangka indeks S&P 500 AS menguat 0,2 persen dan Nasdaq 100 naik 0,4 persen karena investor bersiap menyambut laporan keuangan sejumlah saham perbankan, termasuk Wells Fargo & Co. dan Bank of America Corp.

Saham China Evergrande Group merosot setelah pengembang asal China tersebut mencatat penjualan saham yang lebih rendah dari perkiraan.

Investor menantikan musim laporan keuangan untuk sebagai katalis pasar saham di tengah menipisnya prospek stimulus ekonomi sebelum pemilihan presiden AS bulan depan.

Ketua DPR Nancy Pelosi menuntut pemerintahan Trump mengubah tawaran terbarunya pada hari Selasa, sementara pemimpin Senat Republik Mitch McConnell mendorong strategi berskala lebih kecil, namun Pelosi menolak mentah-mentah usulan tersebut.

"Kami terus melihat ‘ping-pong’ antara Gedung Putih, Senat yang dikendalikan Partai Republik, dan DPR yang dikendalikan Demokrat. Yang dipertaruhkan bukan hanya jumlah stimulus tetapi juga ke mana uang itu mengalir," ungkap analis Invesco Ltd., David Chao.

"Saya masih berpikir akan ada paket stimulus yang akan dirilis sekarang hingga akhir tahun, namun sebagian besar pasar menurunkan ekspektasi,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper