Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Melemah ke Rp14.746, Rupiah Terdepresiasi di Pasar Spot

Kurs jisdor hari ini melemah 9 poin atau 0,06 persen dibandingkan dengan posisi Jumat pekan lalu di level Rp14.737.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menyentuh level Rp14.746, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (12/10/2020).

Berdasarkan data yang diterbitkan Bank Indonesia, kurs Jisdor hari ini mencapai Rp14.746, melemah 9 poin atau 0,06 persen dibandingkan dengan posisi Jumat pekan lalu di level Rp14.737.

Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah pagi ini, seiring dengan pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 15 poin atau 0,1 persen ke level Rp14.715 per dolar AS pada pukul 09.31 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya, terpantau menguat 0,032 poin atau 0,03 persen ke level 93,089 pada pukul 10.12 WIB.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 0,1 persen atau 15 poin ke level Rp14.685 per dolar AS pada Senin (12/10/2020) pukul 09.06 WIB. Pada saat bersamaan, indeks dolar AS terpantau menguat tipis yakni 0,04 persen menjadi 93,096.

Tim riset Monex Investindo Futures mengatakan kinerja dolar AS yang melemah pada perdagangan akhir pekan ini disebabkan kondisi pasar yang berada dalam mood risk on setelah dorongan baru terhadap Gedung Putih untuk memajukan pembicaraan stimulus fiskal.

Lebih lanjut, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen eksternal dan internal sama-sama menjadi penggerak rupiah pada pekan ini.

“Dari internal sendiri, UU Cipta Kerja sebelumnya diantisipasi positif oleh pelaku pasar tapi kericuhan demo penolakan memberikan sentimen negatif ke rupiah sehingga penguatan rupiah menjadi tertahan,” ungkap Ariston kepada Bisnis, Jumat (9/10/2020).

Dari sisi eksternal, sentimen positif dari pembicaraan stimulus Amerika Serikat yang mana hal tersebut bisa membantu pemulihan ekonomi AS tertunda.

Hal ini mengakibatkan pasar keluar dari aset aman dolar AS dan masuk ke aset berisiko termasuk rupiah.

“Potensi penguatan [nilai tukar rupiah] tetap ada dengan faktor eksternal dari AS tersebut. Potensi penguatan ke arah Rp14.600 per dolar AS, resisten di level Rp14.850 per dolar AS,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper