Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap Masih Jadi Juara

Berdasarkan data Infovesta Utama, reksa dana pendapatan tetap mencetak imbal hasil tertinggi di akhir periode kuartal III/2020, yakni 2,75 persen secara kuartalan.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja reksa dana pendapatan tetap masih menjadi yang paling moncer di antara jenis reksa dana lainnya. Kinerja baik instrumen berbasis surat utang ini pun diproyeksi bertahan hingga akhir tahun.

Berdasarkan data Infovesta Utama, reksa dana pendapatan tetap mencetak imbal hasil tertinggi di akhir periode kuartal III/2020, yakni 2,75 persen secara kuartalan.

Kinerja reksa dana pendapatan tetap diikuti oleh reksa dana pasar uang yang mencatat imbal hasil 1,14 persen. Sementara reksa dana saham dan reksa dana campuran membukukan imbal hasil negatif masing-masing -2,92 persen dan -1,16 persen.

Begitu pula jika kinerjanya ditarik lebih jauh ke belakang, sepanjang tahun berjalan reksa dana pendapatan tetap memimpin dengan imbal hasil 5,23 persen secara year to date.

Kinerja reksa dana pendapatan tetap sepanjang tahun ini sejalan dengan indeks kinerja obligasi pemerintah dan indeks obligasi korporasi yang juga naik 5,29 persen dan 4,17 persen.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan sejauh ini kinerja reksa dana pendapatan tetap masih sesuai dengan proyeksi kinerja tahun ini yakni dapat mencetak return sekitar 7 persen di akhir tahun.

“Masih on track, walaupun kemarin waktu pengumuman PSBB [pembatasan sosial berskala besar] awal September itu dia ikut turun juga sama saham karena asing banyak yang lepas tapi secara overall masih on track,” ujarnya kepada Bisnis.

Dia mengatakan pertumbuhan kinerja reksa dana pendapatan salah satunya terdorong oleh penurunan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia sehingga mengerek harga obligasi.

Tercatat, BI telah memangkas 7 Days Repo Rate (7DRR) sebanyak empat kali dengan total penurunan 100 bps atau 1 persen sehingga saat ini suku bunga acuan ada di level 4 persen.

Wawan menilai di sisa tiga bulan hingga akhir tahun ini kinerja reksa dana akan cenderung stabil dan kemungkinan kembali diuntungkan oleh pemangkasan suku bunga lanjutan. Dia menyebut masih ada potensi untuk BI menurunkan suku bunga setidaknya satu kali.

“Kalaupun tidak ya tidak khawatir juga. Reksa dana pendapatan tetap kan income-nya ada dua, bukan hanya dari kenaikan harga tapi dia juga dapat kupon rutin jadi pasti akan positif dan akhir tahun pasti tetap juara,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper