Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omnibus Law Bikin Saham BBCA dan BMRI Diborong Asing, IHSG Lanjut Menguat

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menempati daftar teratas net foreign buy dengan nilai Rp159,7 miliar
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com,JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)melanjutkan tren penguatan pada pekan kedua Oktober 2020.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung tancap gas sejak awal sesi pertama Selasa (6/10/2020). Pergerakan melenggang di zona hijau dengan support 4.992,482 dan resistance 5.023,894.

IHSG mendarat parkir di zona hijau dengan menguat 0,82 persen atau 40,452 poin ke level 4.999,221 pada penutupan Selasa (6/10/2020). Sebanyak 281 saham menguat, 129 terkoreksi, dan 169 stagnan.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menempati daftar teratas net foreign buy dengan Rp159,7 miliar diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rp39,4 miliar. Namun, investor asing secara keseluruhan kembali menekan pasar domestik dengan net sell Rp254,39 miliar.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan kondisi Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dikabarkan membaik masih menjadi faktor pendorong. Selain itu, pengesahan omnibus law atau Undang Undang Cipta Kerja dalam paripurna diyakini menjadi katalis positif.

“Omnibus law yang telah disahkan diharapkan mempermudah para pengusaha dan dapat menarik investor dan diharapkan dapat memajukan ekonomi ke depannya,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (6/10/2020).

Dennies memprediksi IHSG dapat bertahan di atas 5.000 hingga akhir pekan. Dengan catatan, tidak ada kondisi di luar perkiraan.

Senada, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan pasar mengapresiasi perkembangan kesehatan Trump yang semakin membaik. Selain itu, pelaku pasar menurutnya sangat mengapresiasi pengesahan UU Cipta Kerja.

“Market antusias terhadap agenda statement dari ECB maupun The Fed dan mengharapkan adanya terobosan penting baik dalam program QE maupun stimulus moneter,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper