Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Bertahan di Atas 5.000, Saham BBCA dan BMRI Diburu Asing

Hingga sesi I pukul 11.30, IHSG naik 1,03 persen atau 51,11 poin menuju 5.009,88, setelah bergerak di rentang 4.992,48 - 5.023,89
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan berhasil kembali ke level 5.000 setelah menguat 1 persen, seiring dengan sentimen pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Pada perdagangan Selasa (6/10/2020), indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka di level 5.004,4 dan langsung tancap gas ke level 5.014,129 atau menguat 1,12 persen hingga pukul 09.02 WIB.

Hingga sesi I pukul 11.30, IHSG naik 1,03 persen atau 51,11 poin menuju 5.009,88, setelah bergerak di rentang 4.992,48 - 5.023,89

Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 284 saham berhasil menguat, 123 saham melemah, sedangkan 140 saham lainnya berada di posisi yang sama seperti pada perdagangan sebelumnya.

Transaksi asing mencatatkan net sell hingga Rp132,4 miliar. Namun, investor asing tampak mengincar saham-saham perbankan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tampak menjadi sasaran utama net buy asing hingga Rp108,2 miliar dan saham menguat 3,08 persen ke level Rp28.450.

Selain itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga diincar asing hingga Rp13,7 juta sehingga saham naik 3,27 persen ke level Rp5.525.

SVP Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menuturkan ekspektasi investor atas dampak positif omnibus law terhadap Indonesia cenderung positif, khususnya dalam menjaring investasi asing berjangka panjang.

Terlebih, momentum relokasi pabrik dari China ke Asia Tenggara juga diperkirakan akan berdampak positif.

"Omnibus Law akan mendorong investasing asing langsung (FDI)," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper