Bisnis.com, JAKARTA — Pilihan pemerintah untuk menerbitkan sukuk ritel yang tradable alih-alih sukuk tabungan yang non-tradable dinilai tepat. Terlihat dari pemesaran sukuk ritel seri SR013 yang hampir mencapai Rp26 triliun.
Kementerian Keuangan melalui Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Keuangan telah menetapkan hasil penjualan SR013 pada Senin (28/9/2020) kemarin yakni senilai Rp25,67 triliun.
Jumlah pemesanan SR013 jauh melebihi target awal pemerintah dan mitra distribusi yang awalnya hanya dipatok sekitar Rp5 triliun. Pun, realisasi tersebut melampaui pemesanan sukuk ritel sebelumnya yang sebesar Rp12,14 triliun.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan perubahan seri yang diterbitkan dari sukuk tabungan (ST) yang tidak dapat diperdagangkan (non-tradable) menjadi sukuk ritel yang dapat diperdagangkan (tradable) sangat tepat.
Pasalnya, dia menilai seri SR lebih sesuai dengan kebutuhan investor ritel saat ini, yang mana di tengah pandemi investor membutuhkan investasi yang aman tapi tetap memiliki likuiditas tinggi.
“Pada saat pandemi usai juga mereka dapat menjualnya dan melanjutkan agenda yang tertunda,” ujar Dwi kepada Bisnis, Selasa (29/9/2020).
Baca Juga
Sebelumnya, pemerintah memang berencana menerbitkan sukuk tabungan seri ST007 pada Agustus 2020. Akan tetapi rencana tersebut batal dan diganti dengan penerbitan sukuk ritel seri SR013.
Selain itu, Dwi menyebut adanya SBR yang jatuh tempo berdekatan dengan masa akhir penawaran pemesanan SR013 juga menjadi dorongan investor untuk kembali memasukan dana mereka yang telah cair ke pasar obligasi.
Dia juga mengatakan edukasi, sosialisasi, serta pemasaran SR013 secara masif melalui kanal-kanal virtual dirasa efektif untuk membuat para investor melirik dan memesan SR013 khususnya kaum muda.
Berdasarkan data DJPPR, penjualan SR013 menjangkau 44.803 investor di seluruh provinsi di Indonesia. Pun, SR013 berhasil menggaet Investor Baru sebanyak 16.234 atau 36,23 persen dari total investor, dengan jumlah terbesar (44,92 persen) berasal dari investor milenial.
“Generasi milenial juga mendominasi jumlah investor terbanyak sebesar 16.392 orang atau 36,59 persen,” demikian tulis DJPPR, seperti dikutip Bisnis, Senin (28/9/2020).
Jumlah investor generasi Z (Gen Z) juga meningkat. DJPPR mencatat investor Gen Z yang berinvestasi pada SR013 sebanyak 291 investor. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah investor Gen Z yang membeli SR012 yakni hanya 88 investor.