Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya di awal perdagangan hari ini, Selasa (22/9/2020).
IHSG dibuka di level 4.947,73 dan langsung terperosok 76,53 poin atau 1,53 persen ke level 4.922,82. Terpantau hanya 42 saham yang menghijau sedangkan 204 memerah dan 90 lainnya stagnan.
Pada perdagangan kemarin, IHSG juga mengakhiri pergerakannya di zona merah. Indeks terkoreksi 1,18 persen ke level 4.999,36 ditekan oleh pelemahan sektor industri dasar (2,20 persen) dan infrastruktur (2,17 persen)
Di sisi lain, di awal perdagangan hari ini investor asing terpantau tengah berburu saham-saham jumbo seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).
Namun, keempatnya malah kompak tertekan di awal perdagangan, masing-masing mengalami pelemahan BBCA -1,87 persen, TLKM -1,78 persen, BMRI -2,28 persen, dan BBRI -1,57 persen.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher telah memprediksi koreksi indeks. Menurutnya, selain masih dibayangi kecemasan akan tingginya kasus Covid-19, pasar mulai khawatir dari sentiment global terkait isu pencucian uang oleh beberapa bank besar.
Baca Juga
Di sisi lain, bursa saham AS juga ditutup melemah. Pelemahan yang cukup drastis ini didukung oleh beberapa hal seperti kepanikan investor atas peningkatan kasus covid yang mengakibatkan Inggris lockdown kembali dan stimulus AS yang makin terpuruk.
Bursa saham Asia dibuka melemah mengikut pergerakan saham US. Bursa Jepang masih ditutup untuk berlibur. Kurangnya katalis sperti data ekonomi mendorong investor untuk memperhatikan pertumbuhan kasus covid-19.
“IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal candlestick membentuk long black body mengindikasikan trend bearish,"ujarnya dalam riset harian, Senin (22/9/2020)
Pergerakan IHSG masih dibayangi oleh semakin tingginya kasus Covid-19 dari dalam negeri yang kembali mencapai rekor baru, sehingga ada potensi PSBB akan kembali diperpanjang dan akan memperlambat pemulihan ekonomi.