Bisnis.com, JAKARTA — Kembali berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta membuat wacana pembukaan bioskop harus tertunda lebih lama. Bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja emiten di sektor ini?
Kondisi tersebut tak dapat dipungkiri turut menggoyang kinerja PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ) di pasar modal. Saham perusahaan yang menaungi jaringan bioskop CGV Cinemas di Indonesia tersebut terpukul ke level harga Rp3.120 alias turun 6,87 persen pada akhir perdagangan Senin (14/9/2020).
Ini merupakan penurunan pertama yang dialami BLTZ setelah berada dalam kondisi stagnan sejak akhir Agustus 2020. Secara year-to-date (ytd), saham BLTZ sudah turun 16,8 persen dari level harga Rp3.750.
Per 2019, BLTZ memiliki 67 lokasi bioskop dengan 389 layar, yang mana sebagian besar di antaranya berada di Jakarta. Dari 67 lokasi tersebut, 64 di antaranya beroperasi dengan brand CGV Cinemas, sedangkan 3 lainnya bekerja sama dengan pemilik mal dengan brand Blitztheater.
Penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang membuat rencana pembukaan bioskop pada 10 September 2020, bubar jalan. Bukan cuma BLTZ, emiten produsen film PT MD Pictures Tbk. (FILM) juga ikut terpukul sentimen PSBB.
Pada akhir perdagangan Senin (14/9), FILM terlihat mulai mencatatkan penguatan 4 poin dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu, ke posisi Rp190. Namun, emiten ini tampak jelas terpukul begitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pertama kali mengumumkan keputusan PSBB pada Rabu (9/9).