Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mendapatkan tekanan besar seiring dengan rencana penerapan PSBB di DKI Jakarta pada awal pekan depan.
Rabu (9/9) malam lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan akan kembali menerapkan PSBB mulai awal pekan depan. Artinya, sektor-sektor industri non-esensial harus kembali memberlakukan work from home.
Selain itu, pusat-pusat perbelanjaan, hiburan, serta tempat ibadah juga ditutup dan tempat makan tak lagi diperbolehkan menerima makan di tempat. Pun, penggunaan transportasi umum kembali dibatasi.
Merespons pengumuman tersebut, pasar langsung bergejolak pada perdagangan Kamis, (10/9/2020). IHSG pun tumbang dan menutup perdagangan dengan koreksi 5,01% ke level 4.891. Hal ini membangkitkan kenangan keruntuhan pasar pada kuartal I/2020 lalu sejak kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi.
Namun, koreksi tersebut tidak berlangsung lama. Pada Jumat (11/9/2020), IHSG kembali bangkit dengan kenaikan mencapai 2,56% ke level 5.016, tetapi investor asing mencatatkan nilai net sell Rp2,26 triliun.
Rencananya, pemerintah akan mengumumkan kepastian soal kebijakan PSBB Jakarta pada Minggu (13/9/2020) siang.
Baca Juga
4. Saham Teknologi AS masih mengalami tekanan turun dan merupakan penurunan kelima dalam enam hari terkahir. Pelaku pasar mulai khawatir ada gelembung saham teknologi ditengah kebangkitan virus corona baru di beberapa Negara. Dua pekan lalu penurunan saham teknologi terlihat sebagai aksi ambil untung akibat kenaikan yang terjadi sejak Maret 2020. Kami melihat penurunan saham teknologi di Amerika Serikat masih terlalu sedikit dan membuka peluang penurunan lanjutan. Tetapi mulai ada tanda-tanda naiknya Yield surat hutang Amerika mengindikasikan kekhawatiran melebar ke aset keuangan lain.
Tetapi di tengah pelemahan nilai tukar USD tersebut terlihat Rupiah mengalami tekanan turun.
Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan rencana penerapan PSBB total di Jakarta menjadi perhatian pelaku pasar. Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tentang penerapan PSBB total mulai 14 September 2020 menjadi sentimen negatif bagi pasar.
"Pada Kamis, pasar saham sempat mengalami koreksi cukup dalam sebelum bangkit pada perdagangan Jumat. Terlihat terjadi aliran dana asing keluar dari Indonesia di tambah pelemahan nilai tukar rupiah," paparnya, Minggu (13/9/2020).
Pelaku pasar akan mencermati perkembangan penerapan PSBB total. Bila ditetapkan PSBB secara ketat diperkirakan akan menganggu pemulihan ekonomi yang sedang terjadi.
Di sisi lain, dana asing masih mengalir keluar dan nilai tukar rupiah melemah membuat pelaku pasar perlu berhati-hati akan peluang koreksi lebih dalam.
"Pasar Saham terlihat akan sangat berhati-hati memasuki PSBB total pada Senin, 14 September 2020," imbuhnya.
Pasar berpeluang konsolidasi cenderung melemah di pekan depan dengan perkiraan support di level 4,878 sampai dengan 4,712, dan resistance di level 5,084 sampai dengan 5,256.
Menurutnya pelaku pasar lebih baik melakukan penjualan lebih dahulu ketika pasar menguat untuk mengantisipasi dampak negatif penerapan PSBB total terhadap perekonomian.