Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa Asia mengalami koreksi setelah terjadinya penurunan terbesar pada pasar global sejak Juni 2020 yang menimbulkan kekhawatiran dari investor.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (7/9/2020), indeks Topix Jepang dibuka di zona merah dengan penurunan 0,2 persen. Tren penurunan ini juga diikuti bursa berjangka S&P 500 yang terkoreksi 0,5 persen hingga pukul 09.13 wakyu Tokyo, Jepang.
Sementara itu, pasar Australia juga turut merasakan tren negatif ini, dengan kontraksi indeks S&P/ASX 200 sebesar 0,6 persen. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan menguat tipis 0,1 persen pada pembukaan perdagangan hari ini.
Adapun, pasar Amerika Serikat yang libur pada hari Senin mengalami penurunan terburuk pada indeks Nasdaq sejak Maret 2020 lalu.
Ben Emons, Managing Director for Global Macro Strategy Medley Global Advisors menjelaskan, pergerakan pasar modal masih amat rapuh setelah anjloknya saham-saham teknologi pada Kamis pekan lalu dan volatilitas yang masih cukup tinggi.
“Pembaruan paket stimulus fiskal akan sangat krusial tidak hanya untuk pemulihan ekonomi, tetapi juga pasar modal seiring dengan kenaikan risiko di sektor ketenagakerjaan,” jelasnya.
Baca Juga
Para pelaku pasar menyambut pekan kedua September 2020 dengan rasa gelisah seiring dengan upaya mereka untuk memetakan jalan menuju pemulihan ekonomi global setelah terdampak pandemi virus corona.
Jumat lalu, Gubernur The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell menyambut positif rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat. Meski demikian, ia tetap mengingatkan jalan menuju pemulihan ekonomi dunia masih amat panjang.
Adapun beberapa peristiwa yang dapat memberikan sentimen pada pasar diantaranya adalah pertemuan Bank Sentral Eropa yang membahas kebijakan ekonomi lanjutan serta negosiasi lanjutan Brexit antara Inggris dengan Uni Eropa.