Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Babak Belur, Indeks Australia Jeblok 3 Persen

Indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup terjerembab 3,06 persen di level 5.925,50. Indeks Kospi Korea Selatan juga mengalami koreksi sebesar 1,15 persen dan parkir di kisaran 2.368,25.
Exchange Square di Hong Kong./ Justin Chin - Bloomberg
Exchange Square di Hong Kong./ Justin Chin - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia terus mengalami pelemahan dan menutup perdagangan di pekan pertama September 2020 dengan hasil negatif, mengikuti pergerakan yang terjadi di pasar Amerika Serikat.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (4/9/2020), indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup terjerembab 3,06 persen di level 5.925,50. Indeks Kospi Korea Selatan juga mengalami koreksi sebesar 1,15 persen dan parkir di kisaran 2.368,25.

Selanjutnya, pasar Jepang juga mengakhiri perdagangan dengan melemah 0,9 persen di level 1.616,60. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong terpantau di level 24.643,43 atau turun 1,46 persen, dan Shanghai Composite China terpantau ambles 0,94 persen di level 3.353,05.

Pasar global mulai menunjukkan tanda pelemahan setelah sebelumnya mencatatkan kenaikan yang mulai menyebar ke sektor-sektor selain teknologi. Investor terus mencermati perkembangan terbaru terkait vaksin virus corona serta dukungan dari pemerintah dan bak sentral dunia untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Sementara itu, data pada hari Kamis menunjukkan adanya penurunan angka klaim tunjangan pengangguran di AS. Meski demikian, para pelaku di AS masih menunggu bukti konkrit adanya pemulihan ekonomi yang lebih kuat setelah indeks S&P pulih 60 persen dari posisi terendahnya pada bulan Maret 2020.

Quincy Krosby, Chief Market Strategist Prudential Financial Inc menjelaskan, penurunan pasar ini sudah dapat diprediksi setelah reli besar-besaran yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Hal ini memunculkan kondisi jenuh beli (overbought) dalam pasar.

“Kondisi ini terjadi setelah para investor melakukan pengaturan ulang dalam portofolio investasinya untuk mengejar ketertinggalan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper