Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Bisnis-27 Diproyeksi Lanjutkan Tren Positif

Pergerakan Indeks Bisnis-27 mengungguli atau outperform dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi 16,84 persen secara ytd ke posisi 5.238,49 akhir Agustus 2020.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Bisnis-27 telah bangkit dari titik terendahnya pada Maret 2020. Pemulihan diprediksi berlanjut hingga akhir tahun ini dengan sektor konsumer sebagai pendorong utama.

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Bisnis-27 parkir di level 473,00 pada penutupan perdagangan Senin (31/8/2020). Posisi itu turun 14,82 persen dari awal tahun atau secara year to date (ytd).

Pergerakan Indeks Bisnis-27 mengungguli atau outperform dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi 16,84 persen secara ytd ke posisi 5.238,49 akhir Agustus 2020.

Data Bloomberg menunjukkan TOWR memimpin daftar top leaders Indeks Bisnis-27 secara ytd dengan naik 31,35 persen ke level Rp1.035.

Lima konstituen lain yang mampu mencetak return positif hingga akhir Agustus 2020 yakni INKP 20,78 persen, UNTR 11,90 persen, MYOR 16,18 persen, ACES 4,50 persen, dan INDF 0,36 persen.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan bahwa emiten yang bercokol di Indeks Bisnis-27 menunjukkan tren positif. Hal itu tecermin dari pergerakan indeks yang rebound dari titik terendah pada Maret 2020 dengan kenaikan 45 persen.

Frankie menilai kinerja itu lebih dari performa IHSG yang juga dalam tren reli positif. Pihaknya mencatat indeks hanya naik sekitar 34 persen dalam rentang yang sama.

Dia menuturkan kenaikan Indeks Bisnis-27 ditopang oleh emiten yang juga menjadi bahan bakar kenaikan Indeks LQ45. TOWR, MYOR, INKP, ACES, dan UNTR memiliki nilai tambah sehingga mampu outperform secara harga.

Frankie memprediksi Indeks Bisnis-27 akan melaju positif hingga akhir tahun. Salah satu faktor pendorong yakni sentimen positif komoditas.

“Sentimen positif oleh harga CPO, permintaan batubara yang naik, serta nikel,” paparnya.

Selain komoditas, lanjut dia, sektor konsumer juga memiliki prospek yang menarik. Optimisme itu sejalan dengan geliat bisnis UKM serta stimulus dari pemerintah yang mampu mendongkrak daya beli masyarakat.

“Juga kenaikan transaksi perbankan yang diharapkan dapat mendongkrak harga emiten perbankan ke level normalnya,” imbuhnya.

Secara terpisah, Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai kinerja positif sejumlah konstituen Indeks Bisnis-27 menahan koreksi sepanjang periode berjalan 2020. Selain itu, pihaknya melihat kenaikan signifikan sejumlah emiten penghuni indeks dalam 3 bulan terakhir.

Kendati demikian, Wawan memproyeksikan Indeks Bisnis-27 masih sulit untuk mencetak return positif pada akhir 2020. Pasalnya, beberapa konstituen dengan kapitalisasi pasar jumbo atau big caps masih terkoreksi cukup dalam.

“Positif mungkin sulit karena beberapa big caps negatif. BBRI, TLKM, dan ASII masih besar negatifnya,” ujarnya.

Kendati demikian, dia meyakini Indeks Bisnis-27 dapat mencetak hasil positif pada 2021. Pemulihan kinerja sektor perbankan akan menjadi motor pergerakan indeks itu tahun depan.

Sampai dengan akhir 2020, Wawan memprediksi saham sektor barang konsumsi akan menahan koreksi Indeks Bisnis-27. Emiten seperti KLBF, INDF, dan ICBP akan memimpin penguatan harga konstituen indeks tersebut.

Sebagai catatan, Indeks Bisnis-27 berisi 27 anggota konstituen yang mewakili seluruh sektor saham di pasar modal Indonesia. Evaluasi anggota indeks itu dilakukan setiap enam bulan sekali atau dua kali dalam setahun.

Penyusunan Indeks Bisnis-27 ini menggunakan metodologi market value weighted index dengan mempertimbangkan asessment pada aspek fundamental untuk mengukur kinerja perusahaan, teknikal pada data perdagangan secara historis, dan aspek akuntabilitas konstituen yang berdasarkan pada good corporate governance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper