Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) mencetak kenaikan tertinggi dalam dua bulan terakhir, dipicu kenaikan emiten-emiten berkapitalisasi menengah-besar.
Dilansir dari Bloomberg, Wall Street terus mencetak reli tanpa henti pada penutupan perdagangan Rabu (2/9/2020). Pada sesi ini, Wall Street tidak lagi terdorong oleh saham-saham teknologi yang justru mencetak kinerja buruk.
Indeks S&P 500 naik 1,54 persen ke posisi 3.580,84, level tertinggi sepanjang masa. Beberapa saham medioker turut membantu tren kenaikan. Indeks Russell 1000 naik 1,7 persen, mengalahkan pertumbuhan indeks lainnya.
Saham-saham di sektor utilitas dan keuangan-dua dari tiga sektor berkinerja terburuk tahun ini- juga mencetak kenaikan lebih dari 1,4 persen.
Sementara itu, dolar mencetak kenaikan terbesar dalam dua pekan terakhir dan euro tergelincir lebih jauh di bawah level US$1,2
Reli di pasar saham global telah mendorong indeks utama ke rekor tertinggi karena pelaku pasar yakin bahwa banjir likuiditas dari bank sentral akan mulai mengalir ke pasar saham.
President of World Markets di TIAA Bank Chris Gaffney mengatakan bank sentral sudah sangat akomodatif. "Imbal hasil negatif di seluruh dunia memaksa orang untuk mencari potensi keuntungan," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.
Berikut adalah pergerakan pasar utama:
Saham
- Indeks S&P 500 naik 1,5 persen pada jam 4 sore. Waktu New York.
- Indeks Stoxx Europe 600 melonjak 1,7 persen.
- MSCI AC Asia Pacific Index naik 0,2 persen.
Mata Uang
- Indeks Spot Dolar Bloomberg naik 0,3 persen.
- Euro turun 0,6 persen menjadi $ 1,1842.
- Yen Jepang turun 0,2 persen menjadi 106,21 per dolar.
Obligasi
- Imbal hasil obligasi AS10-tahun turun dua basis poin menjadi 0,65 persen.
- Imbal hasil obligasi Jerman 10-tahun merosot enam basis poin menjadi -0,48 persen.
- Imbal hasil obligasi Inggris 10 tahun turun enam basis poin menjadi 0,23 persen.
Komoditas
- Minyak mentah West Texas Intermediate turun 2,8 persen menjadi $ 41,56 per barel.
- Emas turun 1,4 persen menjadi $ 1.942,76 per ounce.
- Perak turun 2,4 persen menjadi $ 27,45 per ounce.