Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6 Bulan Corona di Indonesia, IHSG Malu-Malu Kucing Tembus 5.500

Banyak pihak menilai kondisi IHSG saat ini masih jauh lebih baik dibandingkan posisi saat 6 bulan lalu, meskipun pemulihan indeks cenderung berjalan lambat.
Pekerja melintas di depan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Pekerja melintas di depan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan masih belum mampu kembali ke posisi sebelum virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia. Pergerakan masih tertahan di bawah level 5.500.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 5.311,97 pada akhir perdagangan Rabu (2/9/2020). Posisi itu masih tercatat koreksi 0,93 persen dari 5.361,246 pada 2 Maret 2020.

Covid-19 secara resmi masuk di Indonesia pada 2 Maret 2020. Sempat direspons dingin oleh para investor, koreksi IHSG tidak terelakkan.

IHSG akhirnya amblas menyentuh level terendah dalam 6 bulan terakhir. Indeks menyentuh titik paling dalam 3.937,632 pada 24 Maret 2020.

Kepanikan pasar yang terjadi membuat otoritas harus mengeluarkan sejumlah kebijakan. Salah satunya asimetris auto rejection yang mulai diberlakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai 10 Maret 2020.

Kebijakan lain yang ditempuh oleh BEI untuk membendung kepanikan pasar yakni trading halt. Penghentian sementara perdagangan dilakukan apabila IHSG terkoreksi 5 persen.

Berdasarkan catatan Bisnis, sampai dengan 23 Maret 2020, setidaknya pasar modal Indonesia mengalami lima kali trading halt. 

Implementasi sederet protokol itu menahan koreksi IHSG. Pergerakan perlahan naik hingga akhirnya kembali melewati 5.000 pada Juni 2020.

IHSG menguat 122,799 poin atau 2,48 persen ke level 5.070,561 pada 8 Juni 2020. Akan tetapi, perjalanan setelah itu tidak mulus.

IHSG kembali meninggalkan level 5.000. Posisi di atas 5.000 baru kembali sebulan berselang.

Bloomberg mencatat IHSG naik 89,09 poin atau 1,79 persen ke level 5.076,174 pada 8 Juli 2020. Sejak saat itu, indeks belum mampu menyentuh resistance 5.500.

 

Pemulihan Lambat

Analis PT Panin Sekuritas Tbk. William Hartanto menilai pemulihan IHSG terbilang lambat apalagi dibandingkan dengan bursa Amerika Serikat (AS). Akan tetapi, penguatan lebih lanjut sangat terbuka.

“Sentimen Covid-19 sendiri sudah selesai sejak ditemukannya vaksin. Hanya saja, yang ditunggu pelaku pasar saat ini adalah bagaimana penyebaran dan kecepatan produksi vaksin,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/9/2020).

William menilai penyebaran dan produksi vaksin di Indonesia terbilang lama. Dengan demikian, kondisi itu menjadi salah satu sentimen penekan pasar.

Peluang rebound IHSG, lanjut dia, akan sangat tergantung seberapa cepat pemulihan ekonomi Indonesia. Salah satu faktor terkait yakni produksi vaksin agar kegiatan ekonomi bisa berjalan kembali.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, pemulihan IHSG saat ini tergolong lambat.

“Indonesia masih 15,47 persen secara year to date, hanya lebih baik dibandingkan dengan bursa Singapore yang masih 22,25 persen,” paparnya.

Hendriko menyebut bursa lain seperti di Jepang sudah naik 0,04 persen. Sementara itu, Hong Kong tersisa koreksi 12,06 persen.

“China [SSEC] sudah positif 10,30 persen dan secara 6 bulan posisi recovery mereka sama,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengklaim kinerja IHSG membaik meski belum pulih. Menurutnya, kepercayaan diri pasar saat ini sudah mulai tumbuh.

Wimboh menyebut investor domestik menopang penguatan IHSG. Sebaliknya, investor asing secara net masih membukukan sell off mencapai Rp28 triliun.

Adapun, Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan kondisi IHSG sudah jauh lebih baik 6 bulan setelah pandemi Covid-19 masuk di Indonesia. Dukungan dari investor domestik terutama ritel sangat membantu proses pemulihan di BEI.

“Rata-rata nilai transaksi harian sudah hampir mencapai Rp8 triliun sejak awal tahun versus saat pandemi dimulai sempat menyentuh angka Rp6,5 triliun,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (2/9/2020).

Target

Kepercayaan diri investor tecermin setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen year on year (yoy) awal Agustus 2020. Saat itu, IHSG malah menguat 1,03 persen dan menempati urutan kedua di Asean.

Kendati demikian, kepercayaan diri itu menurut para analis tidak memasang ekspektasi tinggi untuk target IHSG akhir 2020.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan pasar tetap kokoh setelah rilis pertumbuhan ekonomi karena pasar memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 menjadi yang terburuk akibat terhentinya sejumlah aktivitas ekonomi.

Akan tetapi, saat ini sudah dapat dilihat bahwa perekonomian mulai pulih serta permintaan mulai naik sehingga target IHSG di 

“Target IHSG tahun ini di 5.600,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya memperkirakan IHSG akan dalam pola recover sampai akhir tahun ini. Target IHSG akhir tahun 2020 adalah 5.400.

Di lain pihak, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menggarisbawahi aksi jual asing masih terus terjadi. Pihaknya menargetkan IHSG di level 5.200 pada akhir 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper