Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Berakhir Variatif, Saham Teknologi Tetap Tak Goyah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,78 persen atau 223,82 poin ke level 28.430,05 setelah mengalami perubahan konstituen indeks.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat berakhir melemah pada perdagangan Senin (31/8/2020) setelah China dikabarkan berupaya mencegah perusahaan AS untuk mengakuisisi TikTok.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,78 persen atau 223,82 poin ke level 28.430,05 setelah mengalami perubahan konstituen indeks.

Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,22 persen atau 7,7 poin ke level 3.500,31, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 0,68 persen atau 79,82 poin ke level 11.775,46.

Microsoft Corp dan Walmart Inc. merosot di tengah kekhawatiran bahwa China bakal memblokir kemungkinan penjualan aplikasi video milik Bytedance tersebut. Di sisi lain, saham Apple Inc. melonjak setelah stock split. Saham Apple juga mengangkat indeks Nasdaq 100 melewati level 12.000 untuk pertama kalinya.

Sebanyak dua saham jatuh untuk setiap satu saham yang menguat pada indeks S&P 500. Meskipun begitu, indeks tetap mencatatkan penguatan bulanan kelima berturut-turut.

Para pelaku pasar telah merasa nyaman dalam pemulihan ekonomi global dan penguatan tanpa henti di saham teknologi. Namun, infeksi AS yang terus meningkat dan India menjadi pusat penyebaran kasus virus corona menjadi gambaran bahwa pandemi masih jauh dari selesai.

Sementara itu, investor menantikan rilis sejumlah data ekonomi pekan ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek pemulihan.

Kepala strategi pasar global di Natixis Investment Manager Solution Esty Dwek mengatakan momentum tela melambat sehubungan dengan peningkatan kasus di AS dan Eropa. Namun, pemulihan ekonomi terus berlanjut.

"Bank sentral sudah menyatakan akan tetap ultra-akomodatif untuk waktu yang lama. Aset berisiko [seperti saham] kemungkinan akan tetap naik meskipun dalam perjalanannya mungkin akan bergelombang," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (31/8/2020).

Sementara itu, komposisi indeks Dow Jones Industrial Average berubah Senin setelah stock split Apple, dengan bobot produsen iPhone tersebut turun menjadi 2,9 persen dari 12 persen.

Untuk mempertahankan pengaruh relatif teknologi di indeks blue-chip, regulator pasar modal AS menambahkan saham Salesforce.com, dan mendepak saham Exxon Mobil. Amgen dan Honeywell juga masuk ke dalam indeks Dow Jones, menggantikan Pfizer dan Raytheon.

Stock split saham Tesla Inc. sebesar 1 untuk 5 saham juga berlaku, mengirim saham naik lebih dari 10 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper