Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pagebluk Bikin Kinerja Seret, BUMN Karya Revisi Target Kontrak Baru

Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) merevisi target perolehan kontrak baru seiring dengan kegiatan perekenomian yang lesu akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Pekerja dibantu alat berat menyelesaikan proyek pembangunan Jalan Tol Serpong-Cinere di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (1/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja dibantu alat berat menyelesaikan proyek pembangunan Jalan Tol Serpong-Cinere di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (1/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona memaksa emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang konstruksi beramai-ramai memangkas target nilai kontrak baru untuk tahun 2020. Hingga paruh pertama, perolehan kontrak yang seret sebagai imbas dari kegiatan perekonomian yang melambat membuat emiten realistis.

Hingga Senin (31/8/2020), sebanyak tiga dari empat BUMN karya yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merevisi target kontrak baru untuk tahun 2020.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk telah menetapkan target kontrak baru 2020 sebesar Rp21,37 triliun. Direktur Utama Wika Agung Budi Waskito belum lama ini mengatakan, jumlah tersebut telah mempertimbangkan dampak pandemi virus corona terhadap kelangsungan usaha perusahaan. 

Jumlah tersebut berada dibawah target yang dipatok pada awal tahun sebesar Rp65 triliun. Emiten berkode saham WIKA ini menargetkan mayoritas kontrak yang akan didapat berasal dari BUMN.

Sementara itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) juga telah melakukan hal serupa. Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya Shastia Hadiarti memproyeksikan perolehan nilai kontrak baru Rp25 triliun hingga Rp26 triliun hingga akhir 2020. Target itu lebih rendah dari yang disampaikan perseroan sebelumnya.

“Penyesuaian target nilai kontrak baru dilakukan akibat adanya pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada sektor infrastruktur,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, emiten berkode saham WSKT itu awalnya menargetkan kontrak baru Rp45 triliun—Rp50 triliun pada 2020. Proyek infrastruktur seperti jalan tol, rel kereta api, dan bendungan masih menjadi fokus pasar yang diincar oleh perseroan. Namun, hingga paruh pertama, perolehan kontrak baru WSKT baru mencapai Rp8,13 triliun.

Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menambahkan, sektor konstruksi secara umum menghadapi tantangan yang cukup berat pada tahun 2020 akibat pandemi virus corona.

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan sejumlah proyek konstruksi terhenti untuk sementara waktu.

“Memasuki masa PSBB transisi, kecepatan pengerjaan proyek sudah hampir kembali ke level 100 persen, jauh lebih baik dibandingkan bulan Maret hingga Juni.” ujar Taufik melalui keterangan resmi, Senin (31/8/2020).

Sementara itu, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP memangkas target kontrak baru 2020 dari Rp43 triliun menjadi Rp25 triliun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Agus Purbianto menerangan, revisi tersebut telah mendapat persetujuan dari pemegang saham mayoritas. Menurutnya, target itu harus dipertahankan oleh perseroan.

“Kondisi Covid-19 tidak mudah untuk mengeksekusi proyek. Ada beberapa keterbatasan dan kami juga menyesuaikan dengan realokasi anggaran,” paparnya.

Direktur Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.  A.A.G. Agung Dharmawan mengatakan pihaknya masih optimistis bisa meraup kontrak baru Rp25 triliun s.d Rp27 triliun pada tahun ini kendati industri konstruksi menghadapi tantangan berat..

Agung mengatakan, saat ini ADHI sedang menjalani proses tender beberapa proyek dan sedang menunggu proses penetapan pemenang. Berdasarkan kepemilikan proyek, tender yang diikuti kebanyakan berasal dari proyek pemerintah dan BUMN, meskipun porsi proyek swasta juga relatif besar

“Proyek infrastruktur masih mendominasi, sekitar 80 persen, kemudian diikuti oleh proyek-proyek industri, property, dan energy,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (13/8/2020).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper