Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah emiten konstruksi dari kalangan BUMN berupaya menggenjot perolehan kontrak baru dengan membidik 89 proyek proyek strategis nasional bernilai Rp1.422 triliun.
Pemerintah melansir, 89 proyek itu merupakan bagian dari program pembangunan infrastruktur hingga 2024. Secara detail, terdiri dari 15 proyek dan jembatan, 5 proyek bandara, dan 5 proyek kawasan industri.
Selanjutnya 13 proyek bendungan dan irigasi, 1 proyek tanggul laut, 1 program dan 2 proyek smelter, serta 1 proyek penyediaan lahan pangan.
Kemudian ada juga 5 proyek pelabuhan, 6 proyek kereta api, 13 proyek kawasan perbatasan, 13 proyek energi, 6 proyek air bersih, 1 proyek pengolahan sampah, dan 3 proyek pengembangan teknologi termasuk teknologi drone.
Senior Vice President Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Shastia Hadiarti mengatakan perseroan siap ikut berpartisipasi khususnya dalam proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan. Emiten berkode saham WSKT itu menurutnya telah memiliki pengalaman dalam menggarap PSN.
“Dalam 5 tahun terakhir, WSKT telah dipercaya untuk menyelesaikan lebih dari 1.300 kilometer jalan tol yang hampir seluruhnya merupakan PSN,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (23/7/2020).
Baca Juga
Di sisi lain, Shastia mengungkapkan perseroan memperoleh nilai kontrak baru senilai Rp4,37 triliun sampai dengan 30 Juni 2020. Pekerjaan konstruksi jalan tol masih mendominasi perolehan pekerjaan baru perseroan.
Dia mengatakan perseroan masih memperoleh beberapa proyek besar pada semester I/2020. Pekerjaan yang didapatkan antara lain Jalan Tol Pasuruan — Probolinggo Seksi 4 senilai Rp1,36 triliun, Proyek Jaringan Irigasi Rentang Jawa Barat senilai Rp553 miliar, dan Proyek UIN Jambi senilai Rp396 miliar.
Shastia memproyeksikan perolehan nilai kontrak baru Rp25 triliun hingga Rp26 triliun hingga akhir 2020. Target itu lebih rendah dari yang disampaikan perseroan sebelumnya.
“Penyesuaian target nilai kontrak baru dilakukan akibat adanya pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada sektor infrastruktur,” tuturnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, WSKT awalnya menargetkan kontrak baru Rp45 triliun—Rp50 triliun pada 2020. Proyek infrastruktur seperti jalan tol, rel kereta api, dan bendungan masih menjadi fokus pasar yang diincar oleh perseroan.
Di lain pihak, Direktur Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Ade Wahyu akan selalu aktif mengikuti tender yang dilakukan oleh pemerintah terutama PSN. Emiten berkode saham WIKA itu memiliki portofolio sebanyak 44 proyek PSN dengan 25 proyek yang masih berjalan.
Ade mengungkapkan perolehan kontrak baru perseroan senilai Rp3,42 triliun per Juni 2020. Total orderbook atau kontrak dihadapi senilai Rp79,46 triliun.
“Dari perolehan kontrak baru tersebut, 35,68 persen berasal dari pemerintah, 14,76 persen dari BUMN, dan 49,6 persen dari sektor swasta,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (24/7/2020).
Dia mengatakan dalam proses peninjauan ulang atau review atas target 2020. Keputusan itu menyusul dampak dari pandemi Covid-19.
Sebelumnya, WIKA menyatakan tengah membidik proyek baik di dalam maupun luar negeri. Perseroan menurutnya membidik proyek senilai Rp15 triliun di dalam negeri yang berasal dari beberapa sektor yakni infrastruktur, energi, pabrik pengolahan, dan gedung.
Secara terpisah, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya mengatakan pencapaian kontrak baru pada semester I/2020 berada di bawah ekspektasi. Kondisi itu lantaran Covid-19 dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang lebih lama dari perkiraan sehingga menunda tender dan perolehan kontrak baru.
“Berdasarkan diskusi kami dengan perusahaan konstruksi, proses tender kemungkinan akan semakin cepat pada kuartal IV/2020. Namun, perusahaan-perusahaan konstruksi ini perlu merevisi pedoman pendapatan dan laba bersih mereka,” jelasnya melalui riset yang dipublikasikan melalui Blooomberg.
Andrey mengungkapkan manajemen lebih optimistis terhadap target 2021. Hal itu sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendorong proyek infrastruktur melalui tambahan 89 PSN senilai Rp1.422 triliun.
“Pemerintah percaya proyek infrastruktur memiliki multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, diharapkan mampu menyerap 14 juta tenaga kerja,” ujarnya.
Dia menyematkan rekomendasi overweight untuk sektor konstruksi. RHB Sekuritas Indonesia menjadikan Wijaya Karya dan PT PP (Persero) Tbk. sebagai top picks.
Pada perdagangan Jumat (24/7/2020), harga saham WSKT ditutup di level WSKT ditutup di level 710, turun 2,74 persen. Adapun saham WIKA turun 1,99 persen ke posisi 1.230. Saham dua bumn karya lain, yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT PP (Persero) Tbk masing-masing ditutup 640 dan 1.045. Masing-masing turun 0,78 da 2,34 persen.