Bisnis.com, JAKARTA — PT United Tractors Tbk. berhasil mempertahankan tren pertumbuhan volume penjualan batu bara pada Juli 2020, setelah sempat anjlok pada Mei 2020.
Berdasarkan laporan kinerja operasional bulanan di laman resmi perseroan yang dikutip pada Minggu (30/8/2020), emiten berkode saham UNTR itu berhasil membukukan volume penjualan batu bara sebesar 691.000 ton pada Juli 2020. Pencapaian ini naik 20,59 persen daripada bulan sebelumnya, melalui entitas anak usahanya PT Tuah Turangga Agung.
Penjualan tersebut terdiri atas batu bara thermal sebesar 596.000 ton dan batu bara kokas sebesar 95.000 ton.
Tren pertumbuhan sudah terjadi selama 3 bulan berturut-turut, setelah volume penjualan batu bara sempat anjlok 62,3 persen pada Mei 2020, menjadi sebesar 514.000 ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,36 juta ton.
Adapun, selama 7 bulan pertama tahun ini, UNTR telah mencatatkan volume penjualan sebesar 6,31 juta ton, tumbuh 11,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang sebanyak 5,67 juta ton.
Kendati demikian, perseroan mencatatkan penurunan kinerja produksi sepanjang tahun berjalan 2020 menjadi hanya sebesar 65,2 juta ton, dibandingkan dengan 7 bulan pertama tahun lalu, yang sebesar 72,7 juta ton.
Baca Juga
Overburden removal pun turun dari 566,9 juta bcm pada semester I/2019 menjadi sebesar 480,6 juta ton pada semester I/2020. Selain itu, kinerja penjualan emas dan alat berat pun tidak secemerlang penjualan batu bara.
Melalui entitas anak usahanya, PT Agincourt Resources, penjualan emas pada 7 bulan pertama tahun ini hanya 211.600 gold equivalent ounces (GEOs), turun tipis 8,1 persen dari realisasi periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 230.300 GEOs.
Sementara itu, penjualan alat berat Komatsu turun 55,79 persen menjadi 938 unit dibandingkan dengan realisasi semester I/2019, yang sebanyak 2.122 unit. Namun, secara bulanan, penjualan komatsu naik 11 persen menjadi 85 unit pada Juli 2020.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan realisasi kinerja operasional seluruh lini bisnis UNTR untuk 7 bulan pertama tahun ini berhasil melampaui ekspektasi pihaknya.
Kendati demikian, Mirae Asset Sekuritas belum akan mengubah perkiraan kinerja operasional UNTR untuk setahun penuh 2020, seiring dengan pembatasan jumlah pekerja yang kemungkinan akan tetap berlaku selama sisa tahun ini.
Hal itu terjadi kecuali vaksin Covid-19 secara global keluar jauh lebih awal daripada yang diharapkan pasar, sehingga tren operasional UNTR masih tetap lemah pada paruh kedua tahun ini.
Selain itu, Hariyanto menjelaskan dampak dari melemahnya harga batu bara telah tercermin di harga saham UNTR. Pada penutupan perdagangan Jumat (28/8), saham UNTR parkir di level Rp23,425, terkoreksi 0,43 persen.
“Kami berharap segmen bisnis emasnya menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan UNTR pada 2021, seiring dengan tren harga dan pemulihan produksi emas tahun depan karena UNTR memandu bahwa produksi emas 2021 akan pulih ke 350 ribu ons dibandingkan dengan 255 - 300 ribu ons pada 2020,” tulisnya dalam publikasi risetnya, Minggu (30/8).
Oleh karena itu, Hariyanto mempertahankan rekomendasi Trading Buy terhadap UNTR dengan target harga Rp26.000 per saham, mengingat masih adanya ruang naik untuk harga saham yang berasal dari prospek emas yang menguntungkan pada 2021.