Bisnis.com, JAKARTA – PT Timah Tbk. (TINS) mengakui upaya ekspansi untuk menambah cadangan dan produksi timah di Nigeria terhambat.
Direktur Keuangan Timah Wibisono mengatakan rencana ekspansi perseroan di negara Afrika tersebut mengalami kendala akibat dari penyebaran Covid-19.
“Pada waktu pandemi itu menyeruak, tim kita tarik kembali. Bandara Nigeria sampai dengan saat ini memang hanya dibuka untuk lokal, tapi perseroan menjalin komunikasi dengan partner kita disana bahwa Timah akan melakukan serangkaian assessment terhadap tambang primer,” ungkap Wibisono dalam paparan publik yang difasilitasi oleh Bursa Efek Indonesia, Jumat (28/8/2020).
Lebih lanjut, Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar mengatakan bahwa perseroan memang membidik perluasan pasar ekspor Amerika dengan komposisi pendapatan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara tujuan di Asia dan Eropa.
“Memang konsentrasi market ada di Asia yakni Singapura, Jepang maupun Korea Selatan serta India, dan market kedua adalah di Eropa sekitar 20 persen yaitu Jerman, Luxemburg, Swiss maupun Belanda. Untuk di Amerika dari sisi penjualan masih kecil sekitar 7 -8 persen,” jelasnya.
Pengembangan pasar ekspor tersebut disebutkan sebagai langkah diversifikasi dan mitigasi risiko ke depannya.
Sebagai gambaran, sampai dengan Juni 2020, tercatat pendapatan TINS sebesar Rp7,98 triliun, turun 18,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp9,79 triliun.
Dalam kurun waktu tersebut TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 98,3 persen dengan 5 negara tujuan ekspor terbesar diantaranya Singapura sebesar 17,9 persen; Korea 16,2 persen; China 14,8 persen; Amerika Serikat 11,2 persen dan India 11,2 persen. Total kontribusi ekspor timah ke 5 negara tersebut mencapai 71,3 persen.