Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pembukaan kembali bioskop di tanah air memantik pergerakan saham satu-satunya perusahaan film yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, PT MD Pictures Tbk. (FILM).
Berdasarkan data Bloomberg, pada Kamis (27/8/2020) hingga pukul 09.46 WIB, saham FILM sudah menguat 29,84 persen atau 57 poin ke level Rp248.
Nilai transaksi saham FILM sudah mencapai Rp8,42 miliar yang didominasi oleh aksi jual beli pelaku pasar dalam negeri yang mayoritas menggunakan broker Mirae Asset Sekuritas.
Penguatan saham FILM ternyata tidak terjadi tiba-tiba. Harga saham produsen film Habibie dan Ainun tersebut sudah bergerak naik sejak Selasa (25/8/2020) sebesar 1,76 persen dan Rabu (26/8/2020) sebesar 10,4 persen. Adapun, selama seminggu terakhir saham FILM sudah menguat 43,53 persen.
Direktur Utama MD Pictures Manoj Dhamoo Punjabi dalam pemberitaan sebelumnya memang tidak menampik bila penutupan bioskop telah memberikan kerugian bagi perseroan.
“Saat ini semua orang ingin sekali menonton film sayang saja bioskop tutup. Kuartal II memang jelek, tapi kuartal setelahnya pasti akan membaik,” ungkapnya Juli lalu.
Baca Juga
Penguatan saham FILM ternyata tidak diikuti dengan pergerakan saham ritel bioskop CGV Cinemas yakni PT Graha Prima Layar Tbk. (BLTZ). Saham BLTZ terpantau masih berada di level stagnan yakni Rp3.600, tidak bergerak dari level pertengahan Juli lalu.
Penguatan saham emiten yang bergerak di industri perfilman memang terpantik oleh isu rencana pembukaan bioskop di Indonesia. Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan rencana pembukaan bioskop di Jakarta akan dilakukan dalam waktu dekat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Dalam waktu dekat ini kegiatan bioskop di Jakarta akan kembali dibuka. Semuanya harus disiplin, semuanya mengikuti protokol, bila tidak diikuti maka langsung kita akan lakukan penutupan,” ujar Anies.
Selama ini, sektor perfilman menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang cukup menjanjikan dalam menyumbang pendapatan negara. Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif jumlah penonton bioskop pada 2018 mencapai 52,5 juta orang. Peningkatan ini dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah bioskop yang ada di Tanah Air.
Menurut data dari Katalog Film Indonesia (KFI), dalam kurun waktu antara 2012-2016, jumlah bioskop di Indonesia hanya terdapat 145 bioskop dengan total 609 layar. Kemudian pada 2017 jumlah ini meningkat menjadi 1.518 layar. Pada 2018, jumlah bioskop di Indonesia mencapai 312 unit dengan 1.681 layar.
Hal ini berdampak langsung pada meningkatnya sumbangan industri film pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional. Data Kementerian Keuangan pada 2015 menyebut industri film hanya menyumbang 0,16 persen dari total PDB. Di tahun 2018, jumlah itu melonjak signifikan menjadi 6,09 persen dari total PDB.