Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) memiliki sejumlah strategi yang kemungkinan besar akan mendongkrak penjualan hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama MAP Aktif Michael David Capper menyatakan ini adalah kali pertama perseroan mencetak rugi untuk semester pertama tahun berjalan seiring dengan penutupan gerai di beberapa pusat perbelanjaan.
“Meskipun begitu, kami tetap beradaptasi dan kami sudah memiliki pengalaman selama beberapa tahun. Dan tentunya kami beruntung karena memiliki kas dan banyak yang bisa kami lakukan ketika memiliki uang tunai,” ungkapnya dalam paparan publik perseroan pada Kamis (27/8/2020).
Perseroan saat ini memiliki 1.100 gerai di seluruh Indonesia dengan mayoritas pendapatan berasal tulang punggung brand dengan gerai Planet Sports, Kidz Station, Sports Station.
Selama empat tahun terakhir, perseroan lebih banyak membidik pertumbuhan same-store sales growth sehingga pada momentum krisis awal tahun perseroan akhirnya banting setir dengan mengembangkan usaha di luar negeri.
Selama semester pertama tahun ini, berekspansi dengan merek baru di Vietnam, mempunyai anak perusahaan baru di Filipina, dan mengakuisisi bisnis dari induk usaha perseroan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) di Thailand.
Di sisi lain, perseroan juga berhasil mencetak pertumbuhan penjualan digital sebesar 382 persen.
“Kami melebarkan pasar ke luar negeri dengan lebih banyak pertumbuhan populasi dengan menjiplak formula yang sama dengan yang kami lakukan di Indonesia,” sambungnya.
Dia pun yakin dengan strategi yang tepat dan konsistensi mengembangkan pangsa pasar, di masa yang akan datang pendapatan dari penjualan luar negeri kemungkinan besar akan lebih besar dari dibandingkan dengan penjualan domestik.
Sebagai gambaran, MAPA membukukan rugi bersih sebesar Rp75,26 miliar pada paruh pertama tahun ini. Sementara, pada periode sebelumnya perseroan mencatatkan laba sebesar Rp365,9 miliar.
Adapun, pendapatan bersih perseroan menurun 63,98 persen year-on-year menjadi Rp2,12 triliun.Beban usaha menjadi penyebab utama anjloknya laba perseroan yang tercermin dari rugi usaha sebesar Rp95,18 miliar.
Margin laba kotor MAPA untuk kuartal kedua turun dari 45,5 persen menjadi 30,4 persen, diklaim karena adanya keperluan product clearance pada saat itu, serta arus masuk inventori baru yang lebih sedikit dikarenakan adanya pembatalan pemesanan, dan juga sebagian dampak dari negatif fluktuasi mata uang.