Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia tidak mampu mengikuti tren penguatan di pasar AS yang kembali mencatatkan rekor seiring dengan sikap investor yang mengharapkan kebijakan moneter yang lebih longgar.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (26/8/2020), bursa Topix Jepang dibuka di zona merah setelah tergelincir 0,3 persen. Hal serupa juga terjadi pada indeks Kospi Korea Selatan yang terkoreksi 0,2 persen.
Selanjutnya, indek S&P/ASX 200 juga dibuka memerah sebesar 0,2 persen. Adapun bursa berjangka S&P 500 terpantau stagnan hingga pukul 09.01 waktu Tokyo, Jepang.
Perdagangan hari ini diwarnai oleh kewaspadaan investor terhadap jumlah kasus positif virus corona seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi di sejumlah wilayah. Perlambatan di sejumlah negara bagian AS juga terus berlanjut, berbanding terbalik dengan kenaikan jumlah kasus di Jerman dan Spanyol.
Sementara itu, para pelaku pasar juga tengah menanti pidato Gubernur The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, terkait kerangka kebijakan moneter yang akan berfokus pada strategi pengendalian inflasi terbaru.
"Sejauh ini, pendorong kenaikan pasar adalah laju pemulihan ekonomi dan sejumlah faktor primer lain yang ditopang oleh kebijakan moneter yang lunak," jelas Troy Gayeski, Co-Chief Investment Officer SkyBridge Capital.
Di Selandia Baru, perdagangan kembali tersendat untuk kedua kali secara beruntun setelah terjadinya peretasan yang mengganggu jalannya transaksi.