Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS Melemah Pascarilis Risalah Pertemuan The Fed

Dalam risalah tersebut, The Fed mencatat krisis kesehatan akan sangat membebani aktivitas ekonomi dan menekankan pandangannya bahwa jalur pemulihan akan bergantung pada pengendalian virus.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada Rabu (19/8/2020) naik setelah risalah pertemuan Federal Reserve mengisyaratkan minimnya optimisme terhadap pertumbuhan di paruh kedua tahun 2020.

Berdasarkan  data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,31 persen ke level 27.692,88, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,44 persen ke level 3.374,85 dan indeks Nasdaq Composite berakhir terdepresiasi 0,57 persen ke level 11.146,46.

Indeks S&P 500 menghapus penguatan setelah risalah pertemuan Federal Open Market Committee pada 28-29 Juli dirilis kemarin. Dalam risalah tersebut, The Fed mencatat krisis kesehatan akan sangat membebani aktivitas ekonomi dan menekankan pandangannya bahwa jalur pemulihan akan bergantung pada pengendalian virus.

Pejabat bank sentral AS juga menahan diri untuk menetapkan standar yang lebih jelas terhadap rencana kenaikan suku bunga, yang menggarusbawahi komitmen terhadap kebijakan moneter yang longgar.

Pelaku pasar melepas saham di bursa AS setelah S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai di tengah kebijakan moneter yang sangat longgar dan langkah-langkah stimulus besar-besaran.

Aksi beli yang terjadi sebelumnya memicu perdebatan mengenai apakah momentum dapat dipertahankan di tengah valuasi saham yang tinggi dan ketidakpastian atas stimulus lanjutan pemerintah.

Analis makro global senior State Street, Marvin Loh mengatakan keraguan komite untuk memberikan proyeksi baru karena data eknomi yang ada saat ini masih sangat tidak stabil.

“Mereka ingin memiliki gambaran yang lebih jelas tentang seperti apa irama perekonomian sebelum mereka berkomitmen pada sesuatu,” ungkapnya.

Dalam pertemuan bulan Juli tersebut, The Fed mempertahankan suku bunga mendekati nol dan memutuskan melanjutkan program pembelian obligasi Treasury dengan anggaran sekitar US$ 120 miliar per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper