Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Khawatir Perundingan Stimulus Buntu, Wall Street Ditutup Melemah

Pada perdagangan Kamis (13/8/2020), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 80,12 poin atau 0,29 persen ke 27.896,72 dan indeks S&P 500 melemah 6,92 poin atau 0,20 persen ke 3.373,43.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melemah dari rekor tertinggi karena investor mempertimbangkan kebuntuan dalam negosiasi stimulus dan tanda-tanda pemulihan ekonomi.

Pada perdagangan Kamis (13/8/2020), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 80,12 poin atau 0,29 persen ke 27.896,72 dan indeks S&P 500 melemah 6,92 poin atau 0,20 persen ke 3.373,43.

Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 30,27 poin atau 0,27 persen ke 11.042,50.

Mengutip Bloomberg, sektor energi, real estate, dan industri memimpin penurunan. Saham Apple Inc. mempertahankan indeks Nasdaq di wilayah positif, sementara Cisco Systems Inc. membebani Dow Jones Industrial Average.

Namun, secara umum pasar ekuitas AS koreksi karena investor mempertimbangkan kebuntuan dalam negosiasi stimulus dan tanda-tanda pemulihan ekonomi.

Nasdaq Composite menguat dan S&P 500 berakhir di zona merah sehari setelah sempat melampaui rekor penutupan tertinggi yang dicapai sebelum pandemi virus corona.

Data klaim pengangguran mingguan yang di bawah 1 juta orang untuk pertama kalinya sejak Maret 2020 sebetulnya memberikan sentimen positif bagi pasar. Di sisi lain, data tersebut menimbulkan ketidakpastian mengenai perlunya stimulus tambahan..

"Kabar baiknya mungkin menjadi berita buruk sekarang karena itu memberikan sedikit lebih banyak ketidakpastian tentang perlunya stimulus," kata residen pasar global TIAA Bank Chris Gaffney, seperti dikutip Bloomberg.

Pasar saham di AS dan Asia telah menghapus sebagian besar kerugian mereka yang dipicu oleh permulaan pandemi, meskipun investor terus mengandalkan stimulus fiskal lebih lanjut.

“Investor berasumsi kesepakatan (mengenai stimulus) akan dilakukan pada awal Agustus. Sekarang ini tidak terjadi, dan hal tersebut meningkatkan risiko bagi ekonomi," kata kepala analis pasar di Miller Tabak & Co Matt Maley.

“Oleh karena itu, investor akan kembali fokus pada apa yang akan berhasil bahkan jika ekonomi kembali melemah,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper