Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan berhasil kembali menutup perdagangan hari ini, Kamis (13/8/2020), seiring dengan menguatnya minat investasi terhadap aset berisiko.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) kali ini masih didorong tingginya investasi aset berisiko seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi global menjadi sedikit lebih cerah.
“Market tampak sangat mengapresiasi periode new normal era ini, permintaan terhadap beberapa komoditas pun juga mulai pulih,” ujar Nafan kepada Bisnis, Kamis (13/8/2020).
Selain itu, komitmen pemerintah dalam rangka menjalankan program pemulihan ekonomi nasional juga masih menjadi katalis positif bagi IHSG untuk bergerak lebih tinggi.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup di level 5.239,25 menguat 0,11 persen atau 5,8 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 5.218,41 hingga 5.279,35. IHSG berhasil melanjutkan penguatan, dan telah mengalami reli selama empat hari perdagangan berturut-turut.
Adapun, sebanyak 182 saham berhasil menguat, 238 saham terkoreksi, sedangkan 278 saham lainnya tidak bergerak daripada posisi perdagangan sebelumnya. Saham-saham dengan segmen usaha terkait komoditas berhasil mengisi jajaran top gainers dengan penguatan dipimpin oleh PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) yang naik 24,73 persen ke level Rp2.270.
Baca Juga
Tidak mau kalah, saham perkebunan seperti PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP) juga naik 7,27 persen ke level Rp59 dan PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) naik 3,57 persen ke level Rp116.
Selain itu, investor asing berhasil mencatatkan net buy Rp281,73 miliar dengan target utama tertuju pada saham-saham perbankan.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dibeli asing dengan nilai Rp150,1 miliar, tetapi saham gagal menguat, terkoreksi 0,6 persen ke level Rp3.330. Kemudiam, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga diborong asing dengan nilai Rp106,9 miliar sehingga saham terapresiasi 0,64 persen ke level Rp31.500.