Bisnis.com, JAKARTA - Minat asing terhadap instrumen surat utang negara Indonesia kembali meningkat. Penawaran masuk ke dalam lelang mencapai posisi tertinggi kedua pada periode berjalan 2020.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan hasil lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) pada Selasa (11/8/2020). Hasilnya, total penawaran yang masuk senilai Rp106,00 triliun.
Penawaran yang masuk ke dalam lelang SUN itu menjadi yang tertinggi kedua pada periode berjalan 2020. Penawaran masuk tertinggi tahun ini senilai Rp127,11 triliun pada 18 Februari 2020.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur SUN Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan incoming bids dalam lelang Selasa (11/8/2020) menjadi yang tertinggi kedua pada 2020. Pencapaian itu ditopang oleh perbankan nasional yang memiliki likuiditas cukup banyak serta meningkatnya partisipasi investor asing.
"Sekitar 33 persen dari total incoming bids adalah dari investor asing. Bids dari Bank Indonesia relatif tidak banyak berubah dari lelang-lelang sebelumnya,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (11/8/2020).
Berdasarkan catatan Bisnis, partisipasi asing dalam incoming bids lelang sebelumnya sekitar Rp12,71 triliun. Jumlah itu setara dengan 12,47 persen dari total penawaran masuk senilai Rp72,78 triliun.
Baca Juga
Deni mengklaim peningkatan partisipasi asing seiring dengan prospek ekonomi Indonesia. Pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter menurutnya cukup kredibel.
Seperti diketahui, Fitch Ratings menegaskan peringkat kredit jangka panjang BBB untuk Indonesia dengan outlook atau prospek stabil pada Senin (10/8/2020). Lembaga pemeringkat internasional itu memperkirakan aktivitas ekonomi di Indonesia akan berkontraksi 2 persen pada 2020. Kondisi itu dipicu oleh dampak virus Covid-19.
Dampak pandemi disebut tercermin dari laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi 5,3 persen secara year on year pada kuartal II/2020. Akan tetapi, posisi itu telah diantisaspi dalam proyeksi Fitch Ratings.
Fitch Ratings memperkirakan rebound pertumbuhan menjadi 6,6 persen pada 2021. Prediksi itu sejalan dengan efek basis rendah serta momentum diperkirakan akan berlanjut ke 5,5 persen pada 2022 seiring dengan fokus pembangunan infrastruktur.