Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Selasa (11/8/2020).
Pada akhir perdagangan, IHSG menguat 0,63 persen atau 32,33 poin menjadi 5.190,17, setelah bergerak di rentang 5.157,93 - 5.201,45.
Terpantau 242 saham menguat, 207 saham melemah, dan 138 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp9,03 triliun, dengan kapitalisasi pasar Rp6.035,53 triliun.
Namun demikian, investor asing mencatatkan net sell Rp704,53 miliar. Saham yang paling banyak dijual investor asing ialah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) dengan net sell sebesar Rp295,7 miliar.
Saham TLKM turun 1,35 persen atau 40 poin menjadi Rp2.930. Total transaksi saham itu mencapai Rp517,6 miliar.
Pelaku pasar juga menyambut baik perkembangan vaksin Covid-19 oleh PT Bio Farma (Persero).
Baca Juga
Bio Farma melakukan penyuntikankepada 20 perwakilan relawan yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020).
Tahapan itu merupakan uji klinis tahap ketiga atau yang terakhir sebelum vaksin Covid-19 diproduksi secara masal.
Adapun, penyuntikan akan dilakukan kepada 1.620 subyek relawan yang ditargetkan semua uji klinis, termasuk otorisasi dari BPOM, akan tuntas pada Januari 2021.
Kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (10/8/2020) ditutup menguat 0,27 persen ke level 5.157,834.
Sebanyak 223 saham berhasil menguat, 194 saham melemah, dan 173 saham tidak bergerak dari posisi perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, mayoritas bursa saham Asia menguat bersama dengan indeks berjangka AS setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia tengah mempertimbangkan pemotongan pajak atas capital gain.
Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (11/8/2020), indeks Topix dan Nikkei 225 kompak ditutup menguat 2,54 persen dan 1,88 persen. Sementara itu, indeks Kospi ditutup menguat 1,35 persen, sedangkan indeks Hang Seng naik 1,93 persen.
Di sisi lain, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China berakhir melemah masing-masing 1,15 persen dan 0,91 persen.
Momentum positif melaju di Asia menyusul penguatan di bursa AS, setelah jumlah pasien rawat inap akibat virus corona di negara bagian terpadat AS mengalami penurunan, bahkan ketika kasus global melampaui angka 20,2 juta.
Kontrak berjangka indeks S&P 500 terpantau menguat 0,4 persen, menempatkan indeks di jalur untuk mendekati level tertinggi sepanjang masa yang dicapai bulan Februari lalu.
Sementara itu, dolar AS menahan kenaikan selama dua hari terhadap mata uang utama lainnya, sedangkan euro stabil sebelum rilis survei ZEW Jerman. T
Pasar merespons positif komentar Trump mengenai potensi pemotongan pajak, penurunan rawat inap di California dan New York, dan dari data ekonomi China yang kuat.
Namun, meski butuh enam bulan setelah virus pertama kali muncul di China untuk mencapai angka 10 juta infeksi, penyebarannya terus meningkat dan berlipat ganda dalam enam minggu terakhir.
Kepala analis investasi global di BlackRock Investment Institute, Mike Pyle, mengatakan rebound dalam aktivitas akan bergantung pada pola penyebaran wabah, respons kebijakan, dan potensi perubahan pada perilaku konsumen dan perusahaan
“Kesuksesan bukan hanya tentang memulai kembali ekonomi dan menahan penyebaran virus. Kami cukup pro terhadap risiko," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.