Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) resmi mendapat lampu hijau dari investor untuk mengakuisisi Pinehill Company Limited (PCL).
Melalui siaran pers perseroan Senin (3/8/2020) pemegang saham ICBP menyetujui rencana akuisisi seluruh saham PCL dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang juga diselenggarakan hari ini.
“Dengan demikian, seluruh persyaratan awal rencana transaksi sebagaimana dimaksud dalam informasi kepada pemegang saham sehubungan dengan rencana akuisisi saham yang dipublikasikan pada tanggal 8 Juni 2020, telah terpenuhi,” tulis manajemen.
Adapun, ICBP semula dijadwalkan mengadakan RUPSLB bersamaan dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan pada Rabu (15/7/2020). Namun, dalam informasi di Harian Bisnis Indonesia, Selasa (14/7/2020), direksi ICBP menyampaikan bahwa RUPSLB ditunda penyelenggaraannya.
Penundaan tersebut berkaitan dengan perseroan yang masih disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengumumkan perubahan dan/atau tambahan informasi kepada pemegang saham terkait rencana transaksi akuisisi seluruh saham PCL.
Tak lama berselang, pada Jumat (17/7/2020), mayoritas pemegang saham independen dari perusahaan pengendali PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), First Pacific Company Limited juga menyetujui akuisisi PCL oleh ICBP.
Baca Juga
Berdasarkan keterangan yang diterima Bisnis, dalam rapat yang diselenggarakan pada hari itu, 52,27 persen dari total pemegang saham yang hadir dalam pertemuan yang berlangsung di Hong Kong itu menyetujui aksi korporasi bernilai jumbo tersebut.
Dengan komposisi lebih dari 50 persen suara mendukung aksi korporasi tersebut, maka First Pacific Company menyerahkan kewenangan pengambilan keputusan akuisisi PCL kepada ICBP.
Dalam keterangan informasi akuisisinya, ICBP juga sebelumnya mengestimasikan pertumbuhan laba bersih hingga 20 persen per tahun akibat dari akuisisi PCL.
“Berdasarkan analisis inkremental, dengan rencana transaksi yang dilakukan, ICBP dapat meningkatan pendapatan maupun laba bersih hingga rata-rata sekitar 20 persen per tahun dibandingkan dengan tanpa dilakukannya rencana transaksi,” tulis manajemen dalam keterangannya, Senin (8/6/2020).
Dikutip dari laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2019 yang diterbitkan di Harian Bisnis Indonesia, perseroan membukukan kenaikan laba bersih sebesar 10,12 persen, menjadi Rp5,03 triliun pada tahun 2019.
Dengan kalkulasi perhitungan manajemen, maka pada tahun ini perseroan bisa saja meraup laba bersih hingga Rp6,04 triliun setelah transaksi akuisisi diselesaikan.