Bisnis.com, JAKARTA – PT Salim Ivomas Pratama Tbk. membukukan pendapatan Rp6,87 triliun pada kuartal II/2020.
Posisi itu naik 5,69 persen dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp6,50 triliun. Akan tetapi, emiten berkode saham SIMP itu mencatatkan kenaikan beban pokok menjadi Rp5,88 triliun. Sementara itu pada periode yang sama tahun lalu hanya sekitar Rp5,80 triliun.
Anak usaha Grup Salim itu juga tercatat mengalami rugi atas nilai bilogis Rp146 miliar dari posisi laba Rp33,15 miliar. Selain itu, perseroan mengalami penurunan beban penjualan distribusi dari Rp254,03 miliar menjadi Rp248,19 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, beban keuangan dan lainnya, SIMP membukukan rugi bersih Rp300,81 miliar. Jumlah itu turun 3,01 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan begitu, rugi per saham juga ikut turun dari Rp20 menjadi Rp19.
Selain itu, SIMP tercatat memiliki total liabilitas Rp17,53 triliun naik 2,81 persen yoy. Liabilitas jangka pendek menyumbang Rp9,44 triliun dan jangka panjang Rp8,09 triliun.
Total aset perseroan mencapai Rp34,92 triliun dengan aset lancar Rp7,10 triliun dan aset tidak lancar Rp27,81 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama Salim Ivomas Pratama Mark Wakeford mengatakan bahwa perseroan akan mendahulukan investasi belanja modal terhadap aspek yang memiliki potensi pertumbuhan.
Baca Juga
Adapun, diantaranya melanjutkan kegiatan baik penanaman baru maupun kembali untuk komoditas kelapa sawit, meningkatkan kapasitas melalui pembangunan pabrik sawit baru di Kalimantan Timur.
Pabrik itu dijadwalkan rampung pada tahun ini dengan kapasitas produksi 45 ton TBS per jam.
“Selain itu, perseroan juga akan berfokus pada upaya pengendalian biaya, peningkatan produktivitas, pengelolaan kegiatan usaha secara cermat yang selaras dengan kondisi ekonomi dan pasar serta pengelolaan kegiatan operasi secara berkelanjutan,” ujar Wakeford dikutip dari keterangan resminya, Jumat (17/7/2020).
Adapun, pada Kamis (16/7/2020) perseroan telah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2019. Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui laporan tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2019.
Sepanjang 2019, emiten berkode saham SIMP itu membukukan rugi bersih Rp546,14 miliar. Jumlah itu naik 613,34 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya merugi Rp76,56 miliar.
Peningkatan pada rugi bersih produsen minyak goreng Bimoli ini utamanya disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar 2,84 persen. Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp13,65 triliun pada 2019 sedangkan tahun sebelumnya Rp14,05 triliun.
Dengan kinerja itu, SIMP kembali absen untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2019 kepada pemegang saham.