Bisnis.com, JAKARTA – Emiten cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) mencatatkan kinerja positif baik dari segi pendapatan maupun laba bersih hingga semester pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per Juni 2020 yang diunggah di laman keterbukaan informasi BEI, Selasa (28/7/2020), perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan 9,57 persen secara tahunan menjadi Rp192,63 miliar.
Dari situ, emiten berkode saham MARK tersebut membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp51,72 miliar, naik 14,63 persen dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Mark Dynamics Ridwan Goh menyampaikan raihan tersebut merupakan keberhasilan perseroan menjaga tingkat efisiensi serta mempertahankan kualitas produk sesuai dengan permintaan pelanggan. Hal ini terlihat dari keberhasilan perseroan menjaga margin laba kotor 41,31 persen dengan nilai sebesar Rp79,57 miliar dan margin laba bersih 26,84 persen.
"Pencapaian laba ini didukung dengan strategi produksi dan efisiensi perseroan sepanjang kuartal II tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19," sebut Ridwan Goh dikutip dari siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (28/7/2020)
Penurunan harga gas menjadi US$6 per million british thermal unit (mmbtu) juga dianggap memberikan dampak yang baik perseroan dikarenakan komposisi biaya bahan bakar gas terhadap biaya produksi mencapai 10 persen sampai dengan 15 persen.
Baca Juga
STRATEGI PENJUALAN
Salah satu strategi perseroan untuk menggenjot pertumbuhan penjualan adalah dengan menambah pelanggan baru. Pada bulan Mei lalu, perseroan mengakui adanya permintaan cetakan sarung tangan dengan kapasitas produksi yang besar berasal dari 3 pelanggan baru asal China.
Ketiga pelanggan tersebut menyepakati sales contract atau kontrak dagang dengan perseroan. Pengiriman melalui kapal unit cetakan sarung tangan tersebut dilakukan sepanjang bulan Juni hingga Oktober 2020. Sehingga, kontribusi pasar ekspor ke China diperkirakan akan meningkat 20 persen hingga 25 persen.
Ridwan Goh mengungkap kinerja penjualan ekspor tidak mengalami hambatan dengan komposisi penjualan ekspor sebesar 95 persen sementara penjualan lokal hanya sebesar 5 persen.
“Tren permintaan sarung tangan sepuluh tahun terakhir konsisten dengan pertumbuhan CAGR sebesar 10 sampai 12 persen dan di tengah pandemi Covid-19 telah mengalami peningkatan hingga 16 persen, sehingga permintaan sarung tangan dunia telah melebihi kapasitas produksi yang tersedia,” jelasnya.
Hal ini dianggap berbanding lurus dengan kinerja bisnis perseroan dimana permintaan cetakan sarung tangan telah terpenuhi sampai dengan akhir kuartal I tahun 2021.
Kapasitas produksi perseroan yang semula 700.000 unit per bulan di tahun 2020 tidak mencukupi permintaan cetakan sarung tangan yang begitu agresif, sehingga saat ini perseroan dalam tahap peningkatan kapasitas menjadi 780.000 unit per bulan di kuartal III/2020 guna memenuhi permintaan tersebut.
Proyeksi penjualan dan laba bersih perseroan di tahun 2020 akan mengalami peningkatan yang signifikan di tengah situasi pandemi Covid-19 dan perseroan diyakini telah mencapai margin yang lebih baik seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi perseroan.