Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Phapros Tbk. (PEHA) menyatakan pandemi Covid-19 ternyata juga memukul kinerja penjualan perseroan kendati pendapatannya bertumbuh pada awal tahun 2020.
Direktur Pemasaran Phapros Chairani Harahap mengatakan produk perseroan yang awalnya menjadi kontributor utama penjualan berkurang drastis akibat dari pandemi. Sebaliknya, produk yang semula tidak berkontribusi banyak malah menjadi unggulan.
“Becefort (produk vitamin) naik 30 kali lipat dibanding tahun lalu. Sampai saat ini kita masih pending beberapa produk karena permintaan vitamin yang sangat tinggi,” ungkap Chairani dalam paparan publik virtual, Selasa (28/7/2020).
Chairani menjelaskan penjualan di segmen injeksi anestesi dan dental anestesi juga cukup tergerus akibat imbauan untuk tidak mengunjungi praktik pelayanan kesehatan gigi dan mulut selama masa pandemi.
Direktur Utama Phapros Hadi Kardoko menyatakan secara garis besar industri farmasi termasuk dalam sektor yang cukup terdampak mengingat produk yang dijajakan anak usaha PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) tersebut sebagian menyasar pada pasien rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit.
“Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit itu semakin kecil artinya banyak sekali pasien yang tidak berani ke rumah sakit. Hal ini membuat konsumsi obatnya pun semakin lebih kecil,” ungkap Hadi.
Baca Juga
Dia juga mengakui kenaikan penjualan sebesar 28,97 persen secara tahunan menjadi Rp229,37 miliar pada kuartal pertama tahun ini sebagian besar disumbangkan oleh produk yang bukan menjadi penopang bisnis utama perseroan sekaligus juga tidak memberikan margin yang cukup tinggi.
“Semua lini kita upayakan untuk tetap berkembang termasuk toll-in (dengan kenaikan 791 persen yoy pada kuartal I/2020) karena bagaimanapun toll-in ini selain memberikan kontribusi juga akan berdampak pada peningkatan kapasitas kita,” tutupnya.