Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanpa Saham Perbankan, Bagaimana Nasib Reksa Dana Syariah  

Meski tak menjadikan saham-saham perbankan jumbo sebagai portofolio, kinerja reksa dana saham syariah diperkirakan masih tertolong oleh saham komoditas.
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati tidak memiliki saham perbankan dalam portofolionya, kinerja reksa dana syariah diproyeksikan masih akan bertahan ditopang oleh sektor lain seperti komoditas dan barang konsumsi.

Direktur Panin Asset Manajemen Rudiyanto menuturkan meski tak menjadikan saham-saham perbankan jumbo sebagai portofolio, kinerja reksa dana saham syariah masih tertolong oleh saham komoditas.

Pasalnya, tren harga komoditas terutama sawit dan batubara yang terus menanjak selama beberapa pekan belakangan membuat kinerja reksa dana syariah tetap prima.

“Indeks syariah tertolong ya, jadi seharusnya kinerja reksa dana saham juga,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (26/7/2020).

Dia mencontohkan kinerja salah satu produk reksa dana saham syariahnya yakni Panin Dana Syariah Saham. Rudiyanto menyebut secara year to date, reksa dana tersebut membukukan kinerja -17,82 persen.

Sebagai perbandingan, sepanjang periode yang sama kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau -19,31 persen, Jakarta Islamic Index (JII) tercatat -20,74 persen, dan Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) tercatat -20,25 persen.

Sementara itu, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan hingg akahir tahun ini reksa dana saham syariah akan banyak ditopang kinerja saham sektor konsumsi, telekinesis, dan otomotif.

“Bila kinerja tetap stabil dan waktu pemulihan ekonomi ikut juga tumbuh makan berpotensi melanjutkan outperformance terhadap IHSG,” ujarnya.

Pada semester II ini pihaknya berencana akan menerbitkan produk syariah baru berjenis reksa dana pasar uang. Menurutnya, jenis reksa dana ini digemari investor untuk kebutuhan jangka pendek.

“Umumnya satu bulan sehingga turnovernya cukup aktif,” kata Farash.

Di sisi lain, produk reksa dana yang mengacu pada indeks global dan berdenominasi mata uang asing khususnya dolar AS juga mencatatkan kinerja moncer.

Terpisah, Chief Product Development and Head Sharia Unit Eastpring Indonesia mengatakan Rian Wisnu Murti mengatakan sepanjang kuartal I/2020 kinerja produk reksa dana saham syariah mengalami tekanan cukup dalam akibat tekanan pandemi terhadap ekonomi.

Meskipun demikian, dia menyebut produk reksa dana andalannya malah mencatatkan kinerja yang moncer. Salah satunya Eastspring Syariah Equity Islamic  Asia Pasific USD yang mengalami kenaikan 10 persen sejak awal tahun.

Pasalnya, produk tersebut berinvestasi pada saham-saham teknologi di pasar offshore yang harga sahamnya terus terkerek di tengah pandemi Covid-19.

“Saham-saham teknologi yang justru diuntungkan dengan kondisi saat ini,” ujarnya.  

Selain itu, produk syariah Eastspring lain juga membukukan kinerja positif, yakni produk Eastspring Syariah Fixed Income Amanah  dan Eastspring Investments Syariah Money Market Khazanah yang mengalami kenaikan 4.8 persen dan 2 persen sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper