Bisnis.com, JAKARTA – Kehebohan curhatan klien PT Jouska Finansial Indonesia sejak kemarin turut menyeret PT Sentral Mitra Informatika Tbk. Emiten dengan kode saham LUCK itu disebut menjadi biang kerok kerugian nasabah.
Cerita bermula dari pengakuan beberapa klien yang mempercayakan pengelolaan dana ke Jouska di 2018. Dua klien Jouska, yaitu Weni dan Agung–bukan nama sebenarnya– mengaku dana milik mereka ditempatkan ke saham LUCK melalui Amata Investa. Satu klien mengaku dananya dibelikan saham LUCK di harga 1.700 per lembar.
Seorang klien lain mengungkapkan, keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan rintisan itu tidak meminta persetujuan dari klien. “Setiap keputusan berdasarkan pertimbangan internal mereka,” ujar Agung kepada Bisnis, Rabu (23/7/2020).
Sama seperti Weni, Agung mulai menjadi klien pada 2018 ketika Jouska menjadi mercusuar bagi millennial yang awam akan perencanaan keuangan. Dalam perjanjian kontrak, Jouska seharusnya melakukan edukasi setiap 3 bulan.
Namun Setelah bulan pertama dan bulan ketiga tidak ada lagi edukasi. Oleh sebab itu, Agung menjadi ketergantungan dengan arahan dari para penasehat. Dia mengaku tidak mengerti perihal fundamental investasi.
Founder dan CEO PT Jouska Finansial Indonesia Aakar Abyasa Fidzuno membantah pihaknya mengelola dana klien. Dia menyebut, klien memiliki akses penuh terhadap aktivitas akun. Setiap dana investasi juga dikirimkan ke rekening dana investor (RDI) atas nama pribadi dan bukan ke rekening perusahaan.
Baca Juga
“Jouska tidak memiliki akses terhadap akun tersebut,” tegasnya.
Perihal saham LUCK yang menjadi portofolio penyebab kerugian kliennya, Aakar mengaku hanya memberikan rekomendasi.
“Ketika seseorang memutuskan berinvestasi di LUCK pada masa tersebut [2018—2019], kami melihat bahwa kondisi perusahaan ini secara fundamental dapat dikatakan baik di tengah market yang sideways,” tuturnya.
Klien yang membeli harga saham LUCK di harga tinggi terang saja berang. Hingga satu jam pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (23/7/2020), saham LUCK terpantau di posisi 306, turun 3,16 persen.
Dalam setahun terakhir, saham LUCK kurang mujur karena tergerus 84,62 persen. Berdasarkan data Bloomberg, LUCK mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 21 November 2018. Harga saat IPO 428.
Hingga saat ini, Bisnis mencatat ada sebelas gelombang yang mengusung dan menghempaskan saham LUCK sejak IPO hingga hari ini. Harga tertinggi mencapai 2020 pada 24 Juli 2019 sedangkan harga terendah pada 19 Mei 2020 di level 292.
Di sisi lain, kinerja keuangan LUCK tidak seburuk kinerja sahamnya. Per Maret 2020, LUCK mencetak pertumbuhan pendapatan 60 persen menjadi Rp40,58 miliar. Emiten yang bergerak di bidang bidang perdagangan dan jasa penyewaan peralatan juga mencatat laba Rp3,62 miliar.
Tahun lalu, aset LUCK mencapai Rp187 miliar dengan total kewajiban atau liabilitas Rp52,93 miliar. Kemampuan membayar utangnya cukup solid. Rasio pendapatan sebelum pajak, bunga, amortisasi, dan depresiasi (EBITDA) terhadap beban bunga mencapai 225 persen.