Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG 'Mager' di Atas 5.100, Aneka Industri dan Properti Membebani

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 5.110,19 dengan koreksi tipis 0,09 persen atau 4,52 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas,  Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pergerakannya di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2020), di tengah pelemahan bursa Asia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 5.110,19 dengan koreksi tipis 0,09 persen atau 4,52 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (21/7/2020), IHSG mampu berakhir di level 5.114,71 dengan kenaikan tajam 1,26 persen atau 63,6 poin, mematahkan koreksi yang dibukukan dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Sebelum ditutup di zona merah, pergerakan indeks terpantau sempat zig-zag antara teritori positif dan negatif bahkan menembus level 5.140. Sepanjang perdagangan Rabu, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 5.099,57 – 5.142,04.

Sebanyak 6 dari 10 sektor pada IHSG ditutup melemah, dipimpin aneka industri (-1,19 persen) dan properti (-0,7 persen). Empat sektor lainnya mampu menguat, dipimpin pertambangan (+0,45 persen) dan infrastruktur (+0,36 persen), sekaligus membatasi besarnya koreksi IHSG.

Tercatat 172 saham menguat, 232 saham melemah, dan 178 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing turun 1,6 persen dan 2,5 persen menjadi penekan utama IHSG.

Indeks saham lainnya di Asia mayoritas ikut terkoreksi, antara lain indeks Nikkei 225 Jepang (-0,58 persen), Kospi Korea Selatan (-0,01 persen), S&P/NZX 20 Selandia Baru (-0,18 persen), S&P/ASX 200 Australia (-1,32 persen), dan Hang Seng Hong Kong (-2,02 persen).

Meski demikian di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 mampu naik 0,37 persen dan 0,50 persen masing-masing.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia kompak terkoreksi bersama bursa Eropa setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan peringatan tentang penularan infeksi virus Corona (Covid-19).

Dalam suatu briefing pada Selasa (21/7) waktu setempat, Presiden Trump memperingatkan bahwa krisis Corona di AS kemungkinan akan memburuk.

Trump juga berusaha meyakinkan warga Amerika bahwa pemerintahannya telah mengendalikan krisis kesehatan ini serta mendorong penggunaan masker dan menghindari perilaku berisiko.

“Kita akan mengalahkan virus ini. Sayangnya, [krisis Covid-19] kemungkinan akan menjadi lebih buruk sebelum membaik,” ungkap Trump, dikutip dari Bloomberg.

Fokus investor kini tertuju pada negosiasi di AS antara kubu Republik dan Demokrat tentang rencana penyelamatan lebih lanjut untuk menopang ekonomi, setelah para pemimpin negara Uni Eropa mencapai kesepakatan terkait stimulus penanganan Covid-19.

“Memasuki Agustus, kemudian September, saya menjadi lebih khawatir tentang apa yang akan menjadi katalis berikutnya untuk membawa pasar bergerak lebih tinggi,” ujar ahli strategi lintas aset di Morgan Stanley, Andrew Sheets.

Di tengah meningkatnya keresahan pasar yang memacu daya tarik safe haven, harga emas melonjak menembus level US$1.850 per troy ounce dan harga perak naik ke level tertinggi dalam hampir tujuh tahun.

Berbanding terbalik dengan IHSG, kurs rupiah mampu menambah penguatannya sebesar 91 poin atau 0,62 persen ke level Rp14.650 per dolar AS, setelah ditutup terapresiasi 44 poin di level Rp14.741 per dolar AS pada Selasa (21/7/2020).

Penguatan rupiah pada Rabu membawanya memimpin apresiasi di antara mata uang Asia yang rata-rata menguat moderat, seperti won Korea Selatan (+0,22 persen) dan dolar taiwan (+0,19 persen).

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, pasar merespons positif tercapainya kesepakatan para pemimpin Uni Eropa terkait paket penyelamatan ekonomi untuk menghadapi pandemi Covid-19.

“Selain itu, ada kabar positif dari Pfizer dan BioNTech yang melaporkan data awal positif seputar vaksin anti-corona yang mereka kembangkan,” tutur Ibrahim.

Kandidat vaksin lainnya berasal dari Universitas Oxford dan AstraZeneca yang juga menunjukkan respons imunitas yang positif dalam uji coba awal.

Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi akan membaik setelah data manufaktur Indonesia di Juni lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis.

Hal ini cukup menggembirakan untuk pasar dan mengindikasikan pemulihan ekonomi. Selain itu, Indonesia sudah bekerja sama dengan China untuk mengembangkan obat penawar virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper