Bisnis.com, JAKARTA - Emiten petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar US$195 juta atau setara dengan Rp2,9 triliun dari Bank DBS.
Pada perdagangan Selasa (21/7/2020), saham Chandra Asri bergerak di rentang Rp7.050 - Rp7.150. Namun, hingga akhir sesi I saham TPIA bertengger di posisi Rp7.100, sama seperti kemarin.
Nilai transaksi harian sementara mencapai Rp12,25 miliar. Kapitalisasi pasarnya sejumlah Rp126,62 triliun.
Dalam keterbukaan informasi perseroan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham TPIA itu mendapatkan pinjaman pembiayaan senilai US$195 juta untuk mendukung kebutuhan modal kerja.
Hal itu seiring dengan tuntutan TPIA sebagai salah satu produsen bahan baku peralatan medis untuk memenuhi permintaan domestik terhadap produk seperti masker dan alat pelindung diri (APD) yang tinggi di tengah pandemi Covid-19.
Adapun, pinjaman tersebut dalam bentuk Trade Financing dan Revolving Credit Facility atau RCF.
Baca Juga
Direktur Keuangan Chandra Asri Petrochemical Andre Khor mengatakan bahwa sebagai salah satu pemain utama industri petrokimia di Indonesia, perseroan akan berkomitmen penuh untuk terus menjadi penopang pertumbuhan industri hilir petrokimia.
“Oleh karena itu, kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Bank DBS dalam mendukung upaya reaktivasi pertumbuhan industri yang kami lakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Andre seperti dikutip dari keterbukaan informasinya, Selasa (21/7/2020).
Adapun, perseroan terpantau tengah gencar mencari pendanaan untuk kebutuhan modal kerjanya. Belum lama ini, emiten entitas Grup Prajogo itu mengumumkan untuk mengemisi obligasi senilai Rp1 triliun yang akan digunakan mendanai rencana ekspansi perseroan.
Obligasi itu merupakan bagian dari Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp5 triliun.
Obligasi berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2020 itu akan diterbitkan dalam tiga seri, yaitu seri A dengan tenor 3 tahun hingga 26 Agustus 2023, seri B dengan tenor 5 tahun yang akan dibayarkan 26 Agustus 2025, dan seri C bertenor 7 tahun hingga 26 Agustus 2027.
Untuk diketahui, perseroan tengah berencana untuk membangun pabrik Chandra Asri Petrochemical II (CAP II) di Cilegon dengan luas lahan 200 hektare. Per Mei 2020, pembebasan lahan telah mencapai 90 persen.
Pproyek CAP II membutuhkan investasi hingga US$5 miliar atau setara dengan Rp69,39 triliun (asumsi kurs Rp13.878 per dolar AS).