Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Kasus Covid-19, Lelang Sukuk Diperkirakan Sepi Peminat

Lonjakan kasus positif virus corona, baik di Indonesia maupun negara-negara lain di dunia, menimbulkan ketidakpastian yang semakin tinggi.
 Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran investor terhadap lonjakan kasus virus corona membuat lelang sukuk negara pada Selasa (21/7/2020) diperkirakan sulit lanjutkan tren kenaikan angka penawaran.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan lelang sukuk pada Selasa mendatang kemungkinan tidak akan seramai lelang-lelang sebelumnya.

Pasalnya lonjakan kasus positif virus corona baik di Indonesia maupun negara-negara lain di dunia menimbulkan ketidakpastian yang semakin tinggi.

Hal tersebut juga ditambah dengan angka positif virus corona Indonesia yang kini telah mencapai 84.882 kasus dan melewati China. Akibatnya, kekhawatiran investor asing semakin meningkat.

“Investor asing kemungkinan akan lebih wait and see atau menahan diri. Pasar domestik masih menjadi penopang pada lelang mendatang,” ujarnya saat dihubungi pada Minggu (19/7/2020).

Ketidakpastian tersebut membuat jumlah penawaran yang masuk tidak akan sebesar dua lelang sukuk sebelumnya. Pada lelang sukuk 23 Juni 2020 dan 7 Juli 2020 lalu, pemerintah berhasil meraih angka penawaran masing-masing senilai Rp38,84 triliun dan Rp41,6 triliun.

Selain itu, Ramdhan memperkirakan sukuk dengan tenor pendek hingga menengah masih akan menjadi incaran para investor. Hal ini karena sukuk dengan jatuh tempo 2 hingga 4 tahun memiliki volatilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan tenor panjang.

“Dengan sentimen pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia seharusnya dapat sedikit meningkatkan jumlah penawaran pada lelang. Tetapi, kemungkinan yang akan masuk akan berada di kisaran Rp20 triliun,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Head of Economics Reserarch Pefindo Fikri C. Permana. Menurut Fikri, kebijakan burden sharing yang baru-baru ini dikeluarkan menjamin likuiditas yang dimiliki Bank Indonesia (BI) sehingga dapat menjaga stabilitas.

Meski demikian, risiko pandemi virus corona yang melanda dunia akan menekan katalis positif tersebut sehingga menimbulkan keraguan di kalangan investor asing. Fikri memproyeksikan jumlah penawaran yang akan masuk pada lelang sukuk berada di kisaran Rp20 triliun

Menurut informasi dari laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, lelang kali ini dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020.

Sukuk negara yang akan ditawarkan pada lelang tersebut adalah satu seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan empat seri PBS (Project Based Sukuk).

Adapun underlying asset dari kelimanya merupakan proyek atau kegiatan dalam APBN tahun 2020 dan barang milik negara. Pemerintah sendiri mematok target indikatif Rp8 triliun dari lelang kali ini.

Satu seri SPN-S yang akan dilelang yakni seri SPN-S 08012021 yang memiliki tanggal jatuh tempo 8 Januari 2021 dengan imbahan diskonto dan alokasi pembelian nonkompetitif sebesar 50 persen dari jumlah yang dimenangkan.

Sementara untuk varian PBS yang ditawarkan antara lain seri PBS-002 yang akan jatuh tempo pada 15 Januari 2022 dengan kupon 5,45 persen; seri PBS-026 yang akan jatuh tempo 15 Oktober 2024 dengan kupon 6,62 persen dan seri PBS-022 yang jatuh tempo pada 15 April 2034 dengan kupon 8,62 persen.

Serta satu seri PBS baru atau new issuance yakni PBS-028 yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 dengan imbalan tingkat bunga tetap (fix rate) yang baru akan ditetapkan pada 21 Juli 2020.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper