Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings melansir penurunan peringkat korporasi di Asia Pasifik meningkat tiga kali lipat dalam 12 bulan terakhir seiring dengan tekanan terhadap kinerja obligor akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan Fitch yang diterima Bisnis, Jumat (17/7/2020), hingga Juni 2020, terdapat 60 penurunan peringkat yang mana 20 di antaranya disebabkan oleh pelemahan likuiditas.
Sementara itu, 11 penurunan peringkat disebabkan oleh perubahan pasar yang mana pendapatan obligor turun sehingga mempengaruhi produk kredit jangka panjang. Adapun 11 penurunan peringkat lainnya terkait dengan perubahan profil perusahaan induk.
"Kami memperkirakan penurunan peringkat akibat pandemi Covid-19 bakal berlanjut sepanjang paruh kedua 2020 meskipun lebih lambat dibandingkan kuartal II/2020," tulis Fitch.
Secara khusus di kuartal II/2020, terdapat penurunan 26 penurunan peringkat yang didominasi obligor dengan peringkat investment grade. Adapun penurunan peringkat obligor yang penyandang rating layak investasi terjadi di China. Pemilik ma China Red Star Macalline Group turun kelas menjadi BB+, peringkat dalam klaster spekulatif. Sebelumnya Red Star menyandang peringkat BBB-.
Menurut Fitch, penurunan peringkat terkait erat dengan masalah likuiditas yang menimpa obligor. Hal ini merupakan dampak langsung maupun tidak langsung dari pandemi Covid-19.
Baca Juga
Sebagai gambaran, proporsi perusahaan yang berada dalam prospek negatif atau rating watch negative, dan peringkat CCC+ ke bawah naik menjadi 22 persen pada akhir kuartal II/2020. Persentase itu naik 2 kali lipat dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar 11 persen. Sebn