Bisnis.com, JAKARTA - PT Intiland Development Tbk (DILD) melakukan restrukturisasi utang dan meningkatkan program diskon potongan tunai guna mencegah terjadinya gagal bayar utang perusahaan
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menuturkan, industri properti menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi virus corona. Banyak konsumen dan investor properti cenderung bersikap menunggu kondisi membaik dan memilih untuk menunda pembelian.
"Meskipun daya beli pasar tetap ada, konsumen memilih untuk menunda pembelian atau investasi. Penjualan properti masih didominasi pasar end user, terutama di segmen menengah ke bawah,” kata Archied dalam paparan publik perusahaan pada Rabu (15/7/2020) secara daring.
Perlambatan ini juga berpotensi menimbulkan dampak negatif dalam upaya pembayaran utang perusahaan. Oleh karena itu, perseroan telah melakukan langkah-langkah antisipatif.
Salah satu upaya yang ditempuh adalah restrukturisasi utang. Archied menjelaskan, pihaknya aktif melakukan negosiasi dengan bank-bank kreditur untuk merevisi tenggat waktu pembayaran.
"Kami meminta kepada para kreditur untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran kembali pokok utang. Bila ada kelonggaran pinjaman, kami akan memanfaatkannya seoptimal mungkin," katanya.
Baca Juga
Selain itu, Intiland juga gencar melakukan penjualan dengan potongan tunai atau cash discount. Langkah ini dinilai dapat menambah arus kas dan likuiditas perusahaan yang saat ini belum optimal karena dampak pandemi virus corona.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada kuartal I/2020, DILD tercatat memiliki liabilitas sebesar Rp9,90 triliun atau naik 31,3 persen dibandingkan perolehan pada kuartal I /2019 di angka Rp7,54 triliun.
Sementara itu, total utang perusahaan juga tumbuh tipis 0,6 persen dari Rp4,95 triliun pada kuartal I/2020 menjadi Rp4,99 triliun pada kuartal I/2020.
Di sisi lain, pendapatan DILD tercatat Rp830,6 miliar atau turun 6,4 persen dari Rp887,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Proyek mixed-use dan gedung bertingkat menopang pendapatan DILD selama kuartal pertama tersebut, disusul oleh pendapatan berulang dan produk residensial.
Pada April lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menegaskan peringkat "idBBB" untuk PT Intiland Development Tbk. dan surat utang seri B tahun 2016. Perindo juga menetapkan outlook stabil untuk peringkat korporasi Intiland.
Peringkat yang disematkan kepada Intiland mencerminkan kondisi perusahaan yang relatif kuat di pasar properti, kualitas aset yang baik dan cadangan lahan yang besar.
Namun peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat utang yang tinggi dan rasio perlindungan arus kas yang lemah, margin yang lebih rendah dengan perusahaan sejenis, dan sensitivitas sektor properti terhadap perubahan ekonomi makro.
Pefindo bisa meningkatkan peringkat jika Intiland bisa menurunkan tingkat utang secara signifikan dan meningkatkan rasio perlindungan arus kas secara berkelanjutan.