Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Dampak Covid-19, Intiland Development (DILD) Absen Bagi Dividen

Perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen atas laba yang diperoleh tahun 2019 karena laba tersebut akan digunakan sebagai laba ditahan sebesar Rp249,4 miliar.
CEO PT Intiland Development Tbk. Hendro Gondokusumo (dari kanan) bersama Direktur Archied Noto Pradono, dan Wakil Presiden Direktur Suhendro Prabowo mengamati jaringan moda transportasi berbasis rel terbaru, usai RUPST perseroan, di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
CEO PT Intiland Development Tbk. Hendro Gondokusumo (dari kanan) bersama Direktur Archied Noto Pradono, dan Wakil Presiden Direktur Suhendro Prabowo mengamati jaringan moda transportasi berbasis rel terbaru, usai RUPST perseroan, di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) memutuskan untuk tidak melakukan pembagian dividen tunai untuk laba bersih tahun 2019

Keputusan tersebut ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan PT Intiland Development untuk periode 2019 pada Rabu (15/7/2020). Ada sejumlah agenda yang dibahas manajemen, di antaranya penetapan penggunaan laba bersih 2019 dan penjabaran rencana kerja perseroan di 2020.

Direktur Intiland Development Archied Noto Pradono mengatakan, perseroan memutuskan untuk belum membagikan dividen atas laba yang diperoleh tahun 2019. Seluruh laba bersih yang diperoleh perseroan akan digunakan sebagai laba ditahan sebesar Rp249,4 miliar.

"Sementara sisa Rp2 miliar akan kami gunakan sebagai cadangan wajib," katanya dalam paparan publik perusahaan secara daring.

Archied mengakui, industri properti menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi virus Corona. Banyak konsumen dan investor properti cenderung bersikap menunggu kondisi membaik dan memilih untuk menunda dulu pembelian.

“Hampir semua developer menghadapi tantangan yang cukup berat, termasuk dampak dari pandemi Covid-19. Meskipun daya beli pasar tetap ada, konsumen memilih untuk menunda pembelian atau investasi. Penjualan properti masih didominasi pasar end user, terutama di segmen menegah ke bawah,” kata Archied.

Sampai akhir kuartal I tahun ini, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp830,6 miliar, atau turun 6,4 persen dibandingkan kurtal I 2019 senilai Rp887,6 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya pengakuan pendapatan dari segmen mixed-use dan high rise, serta kawasan perumahan.

Pendapatan pengembangan (development income) tercatat memberikan kontribusi terbesar, yakni mencapai Rp546,8 miliar atau 82,3 persen dari keseluruhan. Perolehan tersebut bersumber dari segmen pengembangan mixed-use dan high rise senilai Rp455,1 miliar dan kawasan perumahan sebesar Rp91,7 miliar.

“Di kuartal pertama tahun ini, kami juga melakukan penjualan lahan seluas 3,2 hektar di Surabaya senilai Rp58,3 miliar. Lahan ini masuk kategori inventori dan bukan termasuk aset utama yang akan dikembangkan dalam waktu dekat,” ungkap Archied.

Perseroan juga memperoleh pendapatan usaha yang bersumber dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) sebesar Rp159,6 miliar atau 17,7 persen dari keseluruhan. Pendapatan usaha dari segmen ini meningkat 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp157,1 miliar.

Sebagai tambahan, DILD juga memperoleh pendapatan derivatif senilai Rp124,1 miliar. Pendapatan atas bunga ini merupakan dampak atas penerapan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan baru yang berlaku mulai awal tahun 2020.

Perseroan tercatat membukukan laba usaha sebesar Rp234,9 miliar atau meningkat 27,6 persen dibandingkan perolehan kuartal I/2019. Peningkatan ini mendorong perolehan laba bersih sebesar Rp84,4 miliar atau melonjak 74,4 persen dibandingkan kuartal I tahun lalu senilai Rp48,4 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper