Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT ABM Investama Tbk. mulai merambah pasar baru karena India dan China melakukan lockdown.
Emiten berkode saham ABMM itu melansir tengah berupaya melakukan diversifikasi pasar ke Vietnam, Thailand serta domestik. Pasalnya, beberapa negara tujuan utama ekspor seperti China dan India melakukan lockdown.
Akibat pandemi Covid-19, perseroan memperkirakan akan ada koreksi pendatan kurang dari 25 persen untuk periode Mei 2020 dibandingkan dengan Mei 2019. Hal ini berujung pada potensi koreksi laba bersih sebesar 75 persen pada periode yang sama.
Maka itu perseroan juga tengah melakukan kajian terkait belanja modal sesuai skala prioritas. “Kami juga menjaga rasio-rasio keuangan dan hubungan hubungan baik dengan para investor dan kreditur dalam menjaga Working Capital,” kata manajemen pada Rabu (15/7/2020).
Selain itu, pada kuartal II/2020, ABMM mengantongi kontrak jasa pertambangan baru senilai Rp348,6 miliar dengan PT Berkat Murah Rejeki.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), ABMM melalui anak usahanya, PT Cipta Kridatama, telah menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan PT Berkat Murah Rejeki (PT BMR) pada 15 Juni 2020.
Kontrak tersebut untuk pengerjaan tambang milik PT BMR yang terletak di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan dengan nilai kontrak mencapai Rp348,6 miliar.
“CK akan memberikan jasa penambangan untuk pengupasan lapisan tanah (Overburden Removal) dan penyewaan alat berat, dalam mencapai target volume sekitar 12,6 Juta bank cubic metre (BCM),” tulis Manajamen ABM Investama.