Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Stimulus Meragukan, Bursa Eropa Makin Lesu

Pergerakan bursa Eropa ditutup melemah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (8/7/2020), terbebani keraguan seputar rencana stimulus Uni Eropa.
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa Eropa ditutup melemah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (8/7/2020), terbebani keraguan seputar rencana stimulus Uni Eropa.

Pergerakan indeks Stoxx Europe 600, yang mewakili saham perusahaan-perusahaan di 17 negara kawasan Eropa, ditutup di level 366,48 dengan pelemahan 2,48 poin atau 0,67 persen.

Pada perdagangan Selasa (7/7/2020), indeks Stoxx berakhir di level 368,96 dengan koreksi 2,25 poin atau 0,61 persen, tergelincir dari level tertingginya dalam satu bulan.

Stoxx memperpanjang pelemahannya setelah Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban merontokkan harapan mengenai prospek Uni Eropa mengamankan program pengeluarannya untuk mendorong perekonomian.

Saham bank, mobil dan konstruksi mendorong pelemahan Stoxx. Saham HSBC Holdings Plc. turun 2,9 persen setelah pemerintah Amerika Serikat dikabarkan mempertimbangkan langkah untuk memberi sanksi kepada bank-bank di Hong Kong.

Sementara itu, saham Nokia Oyj anjlok 8,1 persen menyusul downgrade oleh JPMorgan Chase & Co. karena kekhawatiran soal produsen peralatan telekomunikasi yang berpotensi kehilangan saham dengan pelanggan utama.

Di antara indeks saham utama penekan Stoxx pada Rabu adalah indeks FTSE 100 Inggris (-0,55 persen), CAC 40 Prancis (-1,24 persen), FTSE MIB Italia (-0,57 persen), dan DAX Jerman (-0,97 persen).

Indeks FTSE Inggris terkulai meskipun saham perusahaan konstruksi rumah naik setelah pemerintah mengumumkan pemutusan sementara untuk bea materai sebagai bagian dari rencana Inggris sendiri untuk memulai kembali kegiatan perekonomian.

Pada umumnya, bursa saham Eropa telah menguat cukup stabil sejak mencapai level terendah pada Maret. Selain itu, musim laporan kinerja korporasi untuk kuartal kedua akan memberi petunjuk lebih lanjut tentang bagaimana Covid-19 telah berdampak pada bisnis dan menguji apakah momentum pasar dapat dipertahankan.

"Kita telah melihat banyak penurunan perkiraan pertumbuhan pendapatan," ujar Kepala strategi di Principal Global Investors Seema Shah, dilansir dari Bloomberg.

“Secara umum saya pikir itu semua hampir diperhitungkan untuk pasar, jadi saya tidak berpikir akan ada kejutan negatif yang sangat besar di luar sana yang akan menghentikan pasar di jalurnya,” jelas Shah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper