Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham HSBC Holdings Merosot, Bursa Eropa Tambah Lesu di Awal Dagang

Bursa Eropa melemah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (8/7/2020), ketika penguatan saham global kehilangan momentumnya akibat dampak pandemi Covid-19.
Stoxx./ Alex Kraus - Bloomberg
Stoxx./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa melemah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (8/7/2020), ketika penguatan saham global kehilangan momentumnya akibat dampak pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 melemah 0,5 persen pukul 8.18 pagi waktu London (pukul 14.18 WIB), setelah berakhir terkoreksi 0,6 persen pada perdagangan Selasa (7/7/2020).

Di sisi lain, kontrak berjangka indeks S&P 500 Amerika Serikat naik 0,2 persen, indeks DAX Jerman turun 0,4 persen, dan indeks MSCI Asia Pacific bergerak fluktuatif.

Saham HSBC Holdings Plc. merosot setelah beberapa penasihat Presiden AS Donald Trump mengusulkan langkah untuk memberi sanksi pada bank-bank di Hong Kong dan destabilisasi pasar mata uang Hong Kong terhadap dolar AS.

Rally pasar saham global tampak sedang berjuang untuk menentukan arah pergerakannya di tengah kekhawatiran bahwa pandemi Covid-19 bisa menghambat pemulihan ekonomi.

Menurut survei untuk CreditCards.com, banyak warga Amerika berencana tidak membuat banyak pengeluaran untuk kegiatan umum seperti menonton film atau mengunjungi bar, ketimbang sebelum pandemi.

“Sudah lazim bagi saham untuk mengambil jeda pada titik ini,” ujar manajer portofolio di Aviva Investors Susan Schmidt, dilansir dari Bloomberg.

“Kita dapat melihat diri kita berada kisaran perdagangan sempit dalam beberapa pekan ke depan sebelum musim rilis laporan keuangan korporasi AS,” tambahnya.

Di pasar mata uang, Bloomberg Dollar Index turun 0,1 persen dan nilai tukar euro terhadap dolar AS naik 0,1 persen menjadi US$1,1287.

Sementara itu, emas diperdagangkan di kisaran level tertingginya sejak 2011 dan harga minyak bertahan di bawah level US$41 per barel di New York setelah laporan industri mengindikasikan peningkatan yang mengejutkan dalam hal persediaan minyak mentah AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper