Bisnis.com, JAKARTA – Emiten restoran PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan dari sisi laba bersih kendati pendapatannya meningkat pada kuartal pertama tahun ini.
Dikutip dari laporan keuangan per 31 Maret 2020 yang dipublikasikan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/6/2020), perseroan mencatatkan penurunan signifikan dari pos laba bersih sebesar 84,95 persen secara tahunan menjadi hanya Rp6,04 miliar.
Padahal, pada periode tahun sebelumnya pemilik jaringan restoran Pizza Hut tersebut membukukan laba bersih sekitar Rp40,18 miliar.
Di sisi lain, penjualan perseroan ternyata bertumbuh 5,91 persen secara tahunan menjadi Rp955,64 miliar pada triwulan pertama tahun ini.
Perseroan pun terlihat tak mampu melakukan efisiensi tercermin dari kenaikan beban pokok penjualan dan beban penjualan masing-masing 11,15 persen yoy menjadi Rp324,94 miliar dan 8,84 persen yoy menjadi Rp567,3 miliar. Apalagi, pendapatan operasi lain perseroan ikut melorot 10,1 persen yoy menjadi Rp11,58 miliar.
Penjualan dari makanan masih menjadi penopang bisnis perseroan dengan omzet sebesar 92,72 persen dari total pendapatan sebelum dikurangi potongan penjualan.
Baca Juga
Dari segmen geografis, penjualan di area Jakarta masih jadi kontributor utama sekitar 41,03 persen, diikuti Jawa dan Bali sekitar 30,01 persen dari total penjualan periode tersebut.
Direktur Sarimelati Kencana Jeo Sasanto menjelaskan bahwa walaupun di Indonesia kasus Covid-19 baru ditemukan di awal Maret, dampak penurunan pengunjung ke gerai restoran perseroan sudah dirasakan mulai bulan Januari tahun ini
“Terutama di daerah turis, seperti Bali, Batam, Yogyakarta dan Manado sehingga banyak inovasi dan promosi yang kita lakukan di kuartal satu untuk mempertahankan penjualan,” ungkap Jeo kepada Bisnis, Kamis (2/7/2020).
Selain itu, perseroan mencermati banyak tambahan investasi dan biaya yang berkaitan dengan protokol kesehatan tambahan yang harus dikeluarkan demi memastikan keamanan dan kesehatan tim pendukung, pemasok dan pelanggan.
Adapun, berdasarkan sumber laporan keuangan, emiten yang tergabung dalam Grup Sriboga Raturaya tersebut mencatatkan peningkatan liabilitas 32,55 persen menjadi Rp1,02 triliun dibandingkan dengan periode akhir tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kenaikan liabilitas jangka pendeknya yang naik hingga Rp628,6 miliar.
Total ekuitas perseroan pun meningkat tipis 0,59 persen menjadi Rp1,35 triliun. Dengan demikian, total aset perseroan mencapai angka Rp2,37 triliun, naik 12,24 persen dibandingkan dengan periode akhir tahun lalu.
Terakhir, kas dan setara kas perseroan tercatat merosot 50,26 persen secara tahunan menjadi Rp147,61 miliar.