Bisnis.com, JAKARTA — Harga komoditas diproyeksikan mengalami tren penguatan pada paruh kedua tahun ini.
Analis Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan meski pada awal semester kedua tahun ini masih dibayangi ancaman pandemi gelombang kedua atau second wave, tetapi kondisi terendahnya sudah berhasil dilewati.
“Artinya setiap bad news akan dibaca sebagai sudah 'priced in' atau sudah tercermin dari harga anjlok quarter sebelumnya,” tutur Wahyu kepada Bisnis, Minggu (28/6/2020)
Menurutnya, harga saat ini sudah mendekati level terendah khususnya untuk minyak mentah sehingga potensi rebound sangat terbuka lebar. Namun, tetap akan terjadi koreksi karena kondisi ekonomi global masih belum meyakinkan.
“Terburuknya adalah konsolidasi dekat low atau optimisnya, cautious optimism alias rebound terbatas, di mana setiap higher level rentan dihantam koreksi, sebelum mencoba higher lagi,” papar dia.
Adapun hingga akhir tahun nanti dia memproyeksikan harga komoditas dapat menguat 30—70 persen, dengan kenaikan tertinggi (best percentage) bakal dialami oleh emas dan paladium.
Sementara minyak mentah dan nikel akan menguat di level high percentage. Kemudian batu bara, tembaga dan metal di level menengah (middle percentage) serta crude palm oil dan komoditas agrikultur lainnya di level rendah (low percentage).
“Natural gas mungkin yang worst percentage,” imbuh Wahyu.
Harga Komoditas Diproyeksi Rebound pada Semester II/2020
Meski pada awal semester kedua tahun ini masih dibayangi ancaman pandemi gelombang kedua atau second wave, tetapi kondisi terendahnya sudah berhasil dilewati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dhiany Nadya Utami
Editor : Annisa Sulistyo Rini
Topik
Konten Premium